Bukan Cotton Bud, Ini Cara Membersihkan Kotoran Telinga
Kisah Yogi Elka viral hari ini. Ceritanya, telinga Yogi Elka mendadak tak bisa berfungsi alias tuli. Ia berinisiatif membeli obat tetes telinga. Sembari berharap cemas, tulinya bakal beres keesokan harinya.
"Ini kejadiannya sekitar sebulan yang lalu. Telinga sebelah kiri aku benar-benar nggak bisa dengar setelah aku ngorek kuping aku pakai cotton bud. Jujur waktu itu aku panik banget," ujarnya dalam video yang diunggahnya ke Tiktok @yogielka.
"Aku pergi ke apotek untuk nyari obat tetes telinga, terus langsung aku tetesin ke telinga. Harapan aku waktu aku bangun, telinga aku sudah normal kayak biasa lagi," sambungnya.
Setelah dua hari demam dan tuli, Yogi akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. "Ternyata, telinga kiri aku budek karena tersumbat kotoran telinga. Penyebabnya karena aku suka pakai cotton bud yang malah membuat kotoran telinga aku semakin masuk dan menumpuk," terang Yogi.
Menanggapi cerita tersebut, dr. Rosydiah Rahmawati, Sp.THT-KL(K) yang merupakan konsultan THT-KL bidang Otologi, mengatakan cotton bud tidak disarankan untuk membersihkan telinga.
"Cotton bud tidaklah dilarang namun harus hati-hati. Karena jenis kotoran itu bermacam-macam. Sebenarnya kotoran telinga itu berada di sisi luar, kadang gerakan membersihkan dengan cotton bud itu bisa mendorong kotoran malah masuk ke dalam. Itu yang dikhawatirkan," kata dokter yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.
Jangka Waktu Membersihkan Kotoran Telinga
Rosydiah menjelaskan, kotoran yang bisa dibersihkan dengan cotton bud ialah kotoran yang sedikit dan memiliki tekstur yang lembek. "Tapi kalau kotorannya produksi banyak, besar, keras, dan cenderung bertumpuk maka kalau dibersihkan sendiri dengan cotton bud justru malah kedorong masuk," imbuhnya.
Selain itu seperti yang diketahui bahwa penggunaan obat tetes telinga yang dijual di pasaran menjadi salah satu cara untuk membersihkan telinga. Namun Rosydiah menegaskan, obat tetes telinga yang dapat digunakan untuk melunakkan kotoran harus sesuai resep dokter.
"Resep dari dokter spesialis THT-KL atau dokter umum. Kalau masyarakat beli sendiri tanpa resep dokter, terkadang tidak tepat," tegasnya.
Kondisi liang telinga setiap orang berbeda, maka untuk membersihkannya secara aman ada kalanya untuk konsultasi ke dokter spesialis THT-KL.
"Mungkin ada kalanya lebih baik dibersihkan ke dokter THT supaya mengetahui kondisi kotoran dan liang telinga. Sehingga tau bagaimana selanjutnya apakah bisa dibersihkan sendiri atau memang harus ke dokter THT untuk membersihkan kotoran telinga," terangnya.
Jangka waktu untuk membersihkan telinga adalah 1 kali dalam seminggu jika kotoran telinga sedikit serta memiliki kandungan minyak yang banyak sehingga konsistensinya lunak dan bisa dilakukan secara mandiri dengan hati-hati.
"Sedangkan bila kotoran telinga banyak dan menumpuk sehingga menutup liang telinga maka disarankan membersihkannya 6 bulan sekali di dokter THT-KL," ujar Rosydiah.
Fungsi Kotoran Telinga
Berbicara tentang kotoran telinga ternyata tidak hanya memiliki dampak negatif, tetapi juga memberikan dampak positif. Kotoran telinga yang diproduksi sejak manusia lahir ini ternyata bersifat fisiologis.
"Sangat berguna untuk melindungi telinga misal agar tidak kemasukan benda asing, kemasukan hewan, menjaga kelembaban telinga sehingga tidak mudah infeksi pada liang telinga. Jadi tubuh kita ada mekanisme, kalau kotoran banyak dia akan mengeluarkan sendiri dengan pergerakan rahang dan rambut-rambut di liang telinga," jelasnya.
Rosydiah turut berpesan kepada masyarakat untuk tidak merasa cemas akan kotoran yang ada di telinga. Don't worry about serumen atau kotoran telinga. Karena kotoran telinga itu bukan sesuatu yang menakutkan, kotoran telinga adalah sesuatu yang fisiologis yang banyak fungsinya untuk liang telinga.
"Pada kondisi tertentu memang jumlahnya banyak jadi bisa periksa ke dokter THT untuk memastikan bentuk, jumlah kotoran, dan cara penanganannya," pungkasnya.
Advertisement