Buka Peluang Kerja, Anggota DPRD Ramai-ramai Bisnis Kuliner
Bisnis kuliner, masih menjadi pilihan peluang usaha yang cukup menjanjikan. Setiap hari jika kita melintas di sepanjang jalan protokol Kota Kediri selalu banyak dijumpai pedagang kaki lima berjajar menjajakan beragam varian kuliner.
Tidak hanya itu, pemilik kafe maupun warung kopi juga saling berlomba, berinovasi membuat sesuatu yang berbeda dan baru, untuk menarik perhatian pembeli agar datang berkunjung.
Peluang ini kemudian direspons oleh sejumlah anggota dewan Kota Kediri untuk membuka usaha kuliner. Sedikitnya ada empat anggota dewan yang saat ini tetap eksis di jalur bisnis kuliner dan sudah mempunyai banyak pelanggan, dua di antaranya adalah dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Dikatakan Sujoko Adi Purwanto selaku anggota DPRD Kota Kediri dari Fraksi PDIP, sekaligus pemilik kafe SAP beralamat di Jalan Margo Tani Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto, menjelaskan jika tujuan dirinya membuka usaha kafe, tidak lain karena dirinya ingin bersinggungan secara langsung menyentuh lapisan masyarakat yang ada di bawah untuk mendengar aspirasi sekaligus keluh kesah mereka.
"Kalau kita membuka usaha seperti kafe, itu kan kita selalu bersentuhan dengan masyrakat. Dari situ kita dapat masukan-masukan, terkait apa yang mereka inginkan. Tentunya kita sebagai anggota dewan memfasilitasi itu," Kata Sujoko ditemui di Gedung DPRD Kota Kediri.
Selain itu, pada saat masa pandemi seperti sekarang, dirinya sangat ingin membantu masyrakat yang sedang mengalami kesusahan atau kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.
"Saya pribadi semaksimal mungkin membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, dengan membuka peluang kerja. Kita kafe SAP sendiri telah mempekerjakan 32 karyawan yang notabene mereka ini terdampak pandemi. Ada yang terkena pengurangan dari kantornya, kemudian kita tampung di kafe SAP," pungkasnya. Sujoko mengaku, setiap karyawanya digaji dengan standar UMR daerah sekitar Rp 2 juta lebih.
Nama Kafe SAP sendiri singkatan dari nama Sujoko Adi Purwanto. Kafe SAP sudah berjalan setahun tiga bulan. Setiap harinya selalu ramai dikunjungi pelanggan. Selain masakan dan minuman yang dijual enak, juga ramah di kantong.
Bukan hanya itu, kebanyakan pengunjung tertarik datang lantaran kafe ini menawarkan konsep view tentang pegunungan, bukit, dan areal persawahan yang terbentang hijau mengelilingi bangunan kafe. Pemandangan yang menenteramkan hati bagi mereka yang suka dengan alam.
Tak ketinggalan, menu makanan dan minuman khas Jawa Timur melengkapi indahnya panorama alam di Kecamatan Mojoroto itu. Lokasinya sangat dekat dengan Objek Wisata Goa Selomangleng.
"Yang kami tampilkan di sini terkait dengan view pegunungan dan persawahan. Kami sambungkan lagi bahwa kafe ini akan menjadi destinasi untuk menunjang objek wisata yang ada di Kota Kediri,” kata pria yang akrab disapa Mas Joko tersebut.
Ke depan Joko berencana untuk menambah kembali view lainnya berupa taman bunga matahari, rumah pohon, serta menanam aneka macam bibit buah-buahan di sekitar area lokasi kafe.
Di kafe ini menyediakan 10 varian minuman. Namun ada dua item yang paling disukai oleh pengunjung karena rasanya yang khas. Adalah kopi racikan petani lokal dan minuman tradisional herbal untuk kesehatan, kencur sere gula batu.
Sementara untuk hidangan menu makanan, lebih ditonjolkan masakan lokal, seperti nasi pecel khas Kediri, rawon, tumpang tumpuk, serta mie dan nasi goreng.
"Kami menggunakan produk kopi ini diambil dari petani lokal, diracik dibumbui sendiri. Rasanya lain daripada yang lain. Pengunjung dari Sidoarjo beberapa waktu lalu berpesan agar racikannya tidak diubah," kata Joko.
Terpisah, Regina Nadya Suwono anggota dewan dari fraksi yang sama menyebut ia melihat ada peluang usaha di bidang kuliner, meskipun sekarang ini masih masa pandemi.
"Selama orang punya perut, itu bisnis kuliner tidak akan mati. Tinggal pinter-pinternya orang berinovasi, marketnya di setiap daerah pinginnya seperti apa, kalau bisa masuk ya bagus. Toh meski pandemi orang kan tetap butuh makanan," ujar legislator muda ini.
Produk kuliner yang dijualnya berupa makanan tahu, ia beri nama brandnya dengan Mo Tahu Aja. Regina mengungkapkan, alasanya memilih kuliner tahu untuk dijual lantaran selama ini Kota Kediri identik dan dikenal dengan sebutan nama Kota tahu.
"Karena Kediri ini kan trennya tahu, tapi tidak dikemas dengan baik dan benar. Jadi saya masuk ke kosongan itu, saya isi ya allhamdulilah bisa. Kita harus pinter membranding ya, mengemas. Hanya sebuah tahu, tapi kita bisa menjual dengan baik," paparnya.
Regina menilai, pada saat seperti sekarang ini, yang diinginkan pelanggan tidak hanya sekedar makan saja, tetapi mereka juga ingin merasakan pengalaman berbeda, mulai dari pelayanannya, pengemasan dan lain sebagainya.
Dari usahanya itu, Regina mampu mengakomodir lima orang pekerja. "Itu kecil kok, masih lima orang. Tapi lima orang itu, kita ada multiplier effect. Sampai supplier tahu dan lainya, " jelasnya.
Bahan tahu yang dijual kualitasnya sangat bagus, didatangkan langsung dari sentra pengrajin tahu di Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren yang selama ini ditetapkan sebagai wisata kampung tahu.
Dalam sehari Regina mengaku dapat melayani pembelian 100-200 kotak. Per satu box isi 10 tahu dijual seharga Rp 15 ribu. Lapak tahu Mo Tahu Aja yang berada di Jalan Stasiun Kota Kediri buka mulai pukul 10.00 WIB-22.00 WIB.
Varian tahu yang dijual di antaranya tahu walik sambelin aja, tahu walik kecapin aja, tahu walik keriuk sambelin aja, serta tahu kriuk kecapin aja.
Selain Sujoko Adi Purwanto dan Regina Nadya Suwono, ada dua nama anggota dewan lainya dari Fraksi Golkar serta Fraksi PKS yang sampai sekarang getol berbisnis kuliner.