Buka LKS di Banyuwangi, Gus Ipul : Kelembagaan SMK Harus Diperkuat
Banyuwangi : Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Siswa Menengah Kejuruan (SMK) XXVI 2017, di GOR Tawangalun Banyuwangi, Senin 23 Oktober 2017.
Ajang ini merupakan seleksi pemerintah untuk mendapatkan siswa-siswi SMK terbaik dari Jawa Timur, untuk dibimbing lebih lanjut dan diikutsertakan pada kompetisi keahlian tingkat nasional hingga internasional. Sebanyak 2.000 lebih siswa dan guru pembimbing akan berkompetisi menampilkan karya terbaiknya.
LKS ini diikuti 1.142 siswa SMK dari 38 kabupaten se Jawa Timur, dengan 51 bidang keahlian yang dikompetisikan. Di antaranya, teknologi, kesenian, bisnis manajemen, pertanian dan maritim, pariwisata, ketrampilan kayu, dan tekstil serta kesehatan. Peserta LKS ini adalah siswa yang telah terseleksi dari 1.985 SMK negeri/swasta se Jatim.
“Kami akan perkuat kelembagaan SMK. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas sarana prasarana dan pengajarnya,” jelas Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim.
Gus Ipul, mengatakan lewat kompetisi ini, masing-masing SMK diharapkan saling tergugah untuk menciptakan inovasi dan terangsang kreativitasnya.
Selain itu, pemprov juga berencana merevitalisasi SMK, antara lain akan menjadikan SMK sebagai badan layanan umum daerah (BLUD).
“Kami juga akan menautkan SMK dengan kebutuhan peluang kerja yang ada,” kata Gus Ipul.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi telah memberikan ruang yang luas bagi SMK untuk menampilkan karyanya. Beragam even Banyuwangi Festival telah melibatkan siswa SMK untuk bisa berkreasi.
“Hampir di setiap even yang kami gelar selalu menampilkan tarian-tarian baru yang melibatkan anak SMK. Secara tidak langsung, kami meminta sekolah dan sanggar tari menampilkan kreasi-kreasi baru di setiap even, dan seperti tari pembuka LKS ini tari baru. Ini juga menunjukkan regenerasi budaya di Banyuwangi berhasil dengan baik,” jelas dia.
Anas juga mengatakan SMK ikut berperan dalam mendukung pariwisata yang ada di Banyuwangi, selain pertanian dan ekonomi kreatif. Untuk mendukung itu, pemerintah juga terus memberikan sejumlah sarana dan fasilitas bagi SMK agar bisa praktek langsung. Salah satunya, membangun edukasi hotel (edotel) di SMK Negeri I Banyuwangi. “Cara ini akan memberikan ketrampilan yang dibutuhkan oleh siswa. Ini bisa menjembatani dengan lapangan kerja yang sesungguhnya. Edotel juga berperan sebagai teaching factory dimana siswa bisa belajar praktek secara langsung tidak hanya teori dalam kelas,” kata Anas. (hud)
Advertisement