Buka Konbes NU, Wapres: Kita Tak Berkecil Hati di Kondisi Pandemi
Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) 2020 digelar secara virtual di tengah pandemi Covid-19, hari ini Rabu 23 September 2020. Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato pembukaan. Perhelantan tertinggi kedua dalam NU ini, dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI Prof KH Ma'ruf Amin.
Pada saat pembukaan Konbes, keputusan untuk menggelar: Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama pada akhir 2021.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin mengapresiasi kerja keras pengasuh pesantren di seluruh Indonesia menghadapi Covid-19.
Menurut Mustasyar PBNU ini, pemerintah mendukung apa yang dilakukan pesantren terkait upaya menghentikan penyebaran Covid-19 di pondok pesantren.
“Secara khusus saya juga memberikan perhatian serta dukungan terhadap sejumlah pimpinan pesantren yang telah bergelut mengatasi Covid-19. Semoga para kiai asatidz santri berhasil menghadapi musibah ini dengan baik,” kata Kiai Ma’ruf Amin.
Kiai Ma’ruf mengajak semua pengasuh pesantren untuk tidak berkecil hati atas kondisi pandemi yang saat ini terjadi sebab wabah mematikan ini juga mengancam seluruh lembaga termasuk negara-negara di dunia yang mengalami hal serupa.
Kiai Ma’ruf menyebut negara maju sekalipun mengalami nasib sama dengan apa yang kini dialami Indonesia.
“Karena tidak ada satu negara pun yang siap menghadapi pandemi ini, maka wajar jika IMF menyebut pandemi ini crisis like no other, krisis yang tidak ada bandingannya,” tutur Rais 'Aam PBNU 2015-2018 ini.
Tak hanya itu, Kiai Ma’ruf mengajak semua elemen bangsa mendoakan para ulama yang telah wafat disebabkan oleh Covid-19. Kiai Ma’ruf begitu terpukul ketika rakyat utamanya para ulama di Indonesia banyak yang meninggal akibat Covid-19.
“Saya turut empati terhadap sejumlah ulama kiai dan para santri yang telah menjadi korban atau terkena musibah akibat pandemi Covid-19. Kepada yang telah wafat mari kita doakan semoga arwah mereka diterima di sisi Allah SWT,” tuturnya.
Selama pandemi ini, Covid-19 telah menyerang siapa saja dan kelompok mana saja. Lembaga pendidikan pesantren yang sebelumnya dinyatakan aman dari penyebaran Covid-19 menjadi kluster baru. Salah satu pesantren yang telah berhasil melawan Covid-19 adalah pesantren Daarussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur.
Ratusan santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus diisolasi mandiri di suatu tempat selama 14 hari. Bersyukur tahapan penerapan protokol kesehatan tersebut tidak mengalami kendala. Akhirnya setelah dilakukan tes swab ulang ratusan santri dinyatakan negatif Covid-19.
Dalam Konferensi Besar ini, diikuti jajaran PWNU se-Indonesia, baik pengurus harian maupun jajaran lembaga di lingkungan masing-masing. Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Anwar Manshur dan KH Marzuki Mustamar, secara langsung mengikuti jalannya perhelatan ini.
https://www.youtube.com/watch?v=b5cGMaWh5ew&feature=youtu.be