Buka Dua Prodi Baru, Ubaya Jawab Tantangan Industri Pangan
Kepekaan menanggapi isu masa kini terkait industri pangan dan lingkungan. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) melaunching dua program peminatan baru yakni Green Materials Business and Technology, serta Food Process Engineering.
"Inovasi Fakultas Teknik melalui pembukaan program baru bertujuan menyelaraskan kapasitas dan kepakaran sumber daya yang ada dengan apa yang sedang menjadi global pressing matters.” ungkap Ir. Eric Wibisono, Ph.D., IPU., selaku Dekan Fakultas Teknik Ubaya.
Adaptasi terhadap cepatnya perubahan ini pun juga didukung oleh rektor universitas, Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T. Menurutnya, perlu adanya upaya untuk mengantipasi perubahan di masa depan.
“Perlu adanya upaya untuk mengantisipasi perubahan tersebut serta tuntutan di masa depan dan berinovasi dalam berbagai aspek, termasuk program atau program studi. Ubaya ingin agar program yang ditawarkan tetap baru dan relevan dengan kebutuhan saat ini dan masa depan,” kata Benny Lianto.
Melalui launching program baru ini, diharapkan Ubaya semakin dapat berkontribusi terhadap masyarakat, khususnya siswa-siswi SMA.
“Kita pun berharap supaya masyarakat umum, khususnya siswa SMA memiliki kesempatan untuk belajar dan mendalami bidang-bidang yang sangat prospek di masa depan, yakni sektor pangan dan material hijau,” imbuh Benny Lianto.
Green Materials Business and Technology, Mengapa Perlu Diangkat?
Bahasan mengenai Green materials atau disebut dengan material hijau mencakup tentang sumber material yang renewable, proses produksi yang ramah lingkungan, proses logistik yang efisien (sehingga tidak berpotensi membuang banyak karbon), lalu minim tidaknya limbah hasil produksi yang dapat mendukung penghematan energi.
Plt Kepala Pusat Riset Metalurgi dan Material BRIN, Prof. Dr. Nurul Taufiqu menjelaskan mengenai nanoteknologi.
"Bisa dikatakan berbagai teknologi Green Materials Business and Technology dan Food Process Engineering ke depannya sangat berkaitan dengan peluang dan tantangan nanoteknologi,” ujarnya.
Food Process Engineering, Optimasi Proses Pembuatan Makanan Skala Besar
Sementara untuk Food Process Engineering berkaitan dengan adanya urgensi untuk melakukan optimasi proses pembuatan makanan skala industri. Contohnya, membuat biskuit satu piring, berbeda dengan membuat biskuit satu ton.
“Sumber energi bahan bakar akan menyusut. Ini tantangan ke depan. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk menciptakan proses yang efisien dan berkelanjutan dalam proses membuat makanan yang merupakan tugas dari food process engineer," kata Hendry Pranadjaja Oeswadi selaku Plant Manager at Heinz ABC Indonesia.
Advertisement