Warga Jatim Bisa Tanya Sebaran Corona via WA 081334367800
Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya dalam penanganan virus corona atau COVID-19 yang kini merebak pesat di Indonesia. Kini, melalui Dinas Kesehatan Jatim telah membuka posko COVID-19 yang berada di Kantor Dinkes Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya.
Posko tersebut menjadi posko utama penyampaian informasi yang dibutuhkan masyarakat atau berkonsultasi. Tak hanya datang langsung, untuk mempermudah ada call center melalui aplikasi WhatsApp dengan nomor 081334367800 atau melalui sambungan telepon 0138430313. Serta, ada HT atau line telepon yang terhubungan dengan Dinkes di 38 kabupaten/kota.
“Segala bentuk keluhan publik kalau sudah terkait dengan COVID-19 langsung dilarikan ke Dinas Kesehatan dan di sini kita control center yang memetakan lokasi-lokasi data penyebaran dari ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan) sehingga kita selalu bisa update mengenai situasi terkini,” ungkap Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak saat meninjau lokasi posko COVID-19, Selasa 17 Maret 2020.
Hanya saja, yang tidak bisa disampaikan adalah identitas dari pasien sebab pemerintah menjaga privasi pasien. Karena seperti pengalaman pasien nomor 01 dan 02 yang pertama ditemukan di Depok kini sudah sembuh namun mendapat kerugian psikologis.
Namun, masyarakat akan diberi tahu tempat persebaran sehingga dalam menjaga diri dan tidak berkontak dengan warga sekitar yang dapat menyebarkan virus.
“Dinkes selaku juru bicara boleh menyampaikan jumlah dan sebaran sebaran PDP dan pasien yang sudah dinyatakan sehat, spesimen yang sudah diambil dan juga hasil pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen khusus,” paparnya.
Emil berpesan, agar masyarakat tidak perlu takut berlebihan dan harus bijak menggunakan masker dan hand sanitizer secara bijak agar tidak cepat habis. Justru, ia menyarankan agar lebih memanfaatkan cuci tangan menggunakan sabun yang dinilai lebih efektif.
Berdasar informasi terakhir, hari Minggu 15 Maret 2020 lalu, Dinkes Jatim menyebut sudah ada 11 orang berstatus PDP yang mendapat perawatan 22 orang berstatus ODP dalam pantauan.