Komunitas Jombang Bagikan Cara Mudah Jadi Petani Hidroponik
Rusdi Waluyo adalah salah satu pembudidaya hidroponik di Jombang. Di teras rumahnya seluas 4x8 meter, terpajang puluhan sawi pakcoy dan selada di media tanam khusus. Jajaran sawi dan selada itu tampak segar dan siap dipetik. Di bawah sawi dan selada, mengalir alir yang terhubung dengan pipa dan tandon air.
Ditemui di rumahnya di Dusun Jajar Santren, Desa Kepuhkembeng Gang Miftakhul Ulum, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur Rusdi menyambut Ngopibareng.id. Tak sendiri, sarjana Ekonomi itu ditemani beberapa kawannya dari Komunitas Hidroponik Geneng, Jombang, salah satunya Hari Prayogi.
Dengan menyuguhkan beberapa hotdog kentang hangat, jus dan puding sayur olahan panen, Rusdi dan Prayogi menjelaskan jika inti dari hidroponik adalah tanaman yang berakar serabut. Sedangkan, metode hidroponik sendiri ada dua, yaitu statis dan alir. “Statis itu tanpa listrik dan pompa, sedangkan alir menggunakan keduanya. Daya listrik sistem alir rendah, cuma 45 Watt dan hasil panennya lebih cepat jika dibanding statis,” kata Prayogi, Sabtu, 12 September 2020.
Bahan Mudah Didapat
Memulai menanam sayuran hidroponik tidaklah susah. Bahan yang diperlukan mudah didapat di pasar. Seperti media tanam rockwool dari batu vulkanik, media tanam net pot, gully talang, benih sayuran, styrofoam, dan wadah untuk tandon air.
Tak kalah penting diperlukan ketelatenan dan kesabaran dalam merawat hidroponik. Salah satunya mengecek ketersediaan air. Selain itu memastikan sayuran bebas hama. Seperti ulat, kutu, dan belalang. Tak lupa, mengecek kecukupan udara, sinar ultra violet (UV) dan nutrisi yang diterima sayuran setiap harinya.
Rusdi yang duduk di samping Prayogi turut menyahuti. Pria yang bekerja di Dinas Perhutani ini memberi tips memberantas hama secara alami tanpa pestidisa. “Untuk mengusir hama sayur bisa memakai semprotan dari bawang putih yang sudah dihaluskan. Bisa juga pakai air rendaman daun tembakau selama tiga jam. Aroma kedua tanaman ini menyengat dan tidak disukai hama,” jelasnya.
Bapak satu anak ini bertutur, waktu yang paling efektif untuk penyemprotan hama pada pukul 17.00 hingga 18.00 WIB. Pada jam tersebut kebanyakan hama muncul ke permukaan dan tidak berkamuflase di batang pun akar. Sebagai upaya pencegahan, penyemprotan sebaiknya dilakukan setiap empat hari sekali.
Hidroponik Sistem Statis Vs Alir
Ia pun lantas menjelaskan dua sistem hidroponik, statis dan alir. Hidroponik statis bisa dilakukan dengan memanfaatkan barang bekas. Salah satunya styrofoam bekas pack buah untuk meletakkan net pot. Syrofoam dipilih lantaran menolak paparan sinar matahari, sehingga suhu tanaman dijaga tetap dingin.
Awalnya, styrofoam dilubangi sesuai jarak tanam masing-masing sayur. Sawi dan selada antar satu titik tanam berjarak 15-20 cm. Sedangkan untuk bayam dan kangkung 10-15 cm. Di bawah Styrofoam diletakkan ember plastik untuk tandon air. Lantaran statis, tidak ada air yang mengalir.
Selain itu diperlukan potongan sumbu yang terbuat dari kain flanel di bawah netpot. Kain flanel dipilih sebab daya serap dan daya simpan airnya yang tinggi. Fungsi sumbu flanel ini akan menghantarkan air berisi nutrisi dari tandon menuju akar sayuran.
Dengan merogoh kocek Rp 150 ribu sudah diperoleh starter kit lengkap untuk sistem statis. Seperti rockwool, net pot, 3 jenis bibit sayur, 6 titik tanam Styrofoam dan pompa aerotor.
Sistem Alir
Sementara, hidroponik alir sendiri terbagi ke dalam enam jenis sistem. Yang paling umum adalah metode NFT atau nutrient film technique. Pada NFT digunakan untuk menanam sayur, sayur buah, buah dan bunga. Sayur yang paling umum adalah sawi, kangkung, selada dan bayam.
Kadar air yang dibutuhkan di NFT jumlahnya tidak sebanyak sistem DFT. Aliran pada media NFT sebagai berikut: air dari tandon (timba air) mengalir ke pompa, dari pompa mengalir menuju selang yang kemudian dialirkan ke pipa distribusi. Dari pipa distribusi, air disebarkan ke masing-masing jalur gully.
Alat untuk media alir biasanya sudah terpasang lengkap. Mulai dari gully talang hingga tandon. Harga gully beragam. Tergantung ukuran, bahan, dimensi dan lokasi tanam. Modul dengan tinggi 90 cm dengan panjang ukuran 1-4 meter, dibanderol Rp 1.2 juta hingga Rp 5.5 juta.
Perawatan Tanaman
Rusdi dan Prayogi juga tak sungkan membagikan tips menanam sekaligus perawatan tanaman hidroponik. Mula-mula kanebo dibasahi terlebih dahulu. Kanebo dipilih karena daya serap dan simpan airnya yang tinggi. Beberapa benih sayur lantas diletakkan di atasnya. Di sini akan terlihat benih unggul dengan munculnya kecambah.
Masing-masing sayur memiliki waktu berbeda untuk tampak kecambahnya. Sawi, membutuhkan waktu 1x24 jam, selada 2x24 jam, dan kangkung 3 hari. Kecambah yang sudah tumbuh lantas dipindahkan ke loyang semai berisi media tanam rockwool yang sudah dipotong dadu ukuran 3x3 cm. Waktu yang disarankan penyebaran benih pada pukul 10.00-14.00 WIB agar mendapat sinar UV pertumbuhan yang cukup.
“Rockwool dilubangi menggunakan tusuk gigi, kecambah dihadapkan ke atas dengan akarnya di bawah menggunakan pinset. Rockwool ini diisi air setiap harinya. Baru dikenalkan nutrisi AB mix 1-2 mili banding 1 liter saat tumbuh 4 daun sejati,” kata pria yang sempat bekerja di perusahaan soft drink itu.
Bapak tiga anak itu menambahkan, daun sejati muncul pada hari kelima. Sejak saat itu, tanaman bisa diberi nutrisi dalam kadar serupa saat pertama kali dikenalkan. Pada hari kesepuluh, tanaman yang sudah setinggi 6 cm dan memiliki empat daun sejati dipindahkan ke netpot. Pemindahan dari rockwool ke net pot baiknya saat sore untuk menjaga suhu tanaman tetap dingin.
Untuk media statis, volume air adalah tiga per empat dari total ruang tandon. Untuk menambahkan unsur oksigen, air perlu dikocok setiap hari dua kali. Namun, jika tak mau repot bisa diganti dengan menambahkan aerotor. Sehingga tidak ada pengendapan unsur kimia dari nutrisi yang ada.
Sedangkan, pada media alir NFT, nutrisi akan secara terus menerus mengalir. Jadi tidak ada nutrisi yang terendapkan. “Air dalam media statis dan alir nggak perlu dibuang, cukup ditambahi saja. Volume air untuk alir harus terisi penuh sesuai ukuran daya tampung tandon. Pemberian nutrisi setelah dipindahkan ke net pot satu minggu sekali. Takaranya 3-5 mili AB mix per 1 liter air,” tegas lulusan teknik mesin itu.
Panen Sebulan Dua Kali
Karena banyaknya permintaan sayuran hidroponik di pasaran, pria asli Jombang ini memberi rahasia agar bisa panen dua kali dalam sebulan. Durasi panen untuk masing-masing tanaman berbeda.
Pada media statis panen lebih lama. Sawi bisa dituai setelah 35 hari, selada 45 hari dan kangkung 21 hari. Sedangkan pada media alir, sawi 24 hari, selada 35 hari dan kangkung tetap 21 hari.
Agar panen bisa dilakukan sebulan dua kali, Rusdi menyarankan rotasi tanaman setiap 12 hari. “Harus ada persemaian setiap 12 hari. Dari sayuran remaja ke dewasa, sehingga setiap dua minggu bisa panen. Persemaian ini juga untuk menghemat biaya operasional, benih yang sudah remaja nutrisinya sudah nunut,” kata pria kelahiran 1973 itu.
Advertisement