Budidaya Bunga Matahari di Banyuwangi Jadi Destinasi Wisata Baru
Beberapa hari ini, di media sosial beredar luas video hamparan kebun bunga matahari yang elok dan menawan. Keindahan itu semakin sempurna karena bunga matahari itu sedang mekar sempurna.
Kebun bunga matahari itu pun menjadi jujukan warga khususnya kalangan milenial. Mereka menjadikan tempat itu untuk spot selfie atau berfoto dengan teman-temannya.
Belakangan diketahui, hamparan bunga matahari ini merupakan budidaya bunga matahari yang berada di wilayah Desa Sumberkencono, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Petani setempat melakukan budidaya bunga matahari seluas 7.500 meter persegi.
Saat ini, bunga matahari tersebut memang sedang mekar sempurna. Sehingga tampak indah dan membentuk pemandangan yang sangat apik. Masa di mana bunga matahari mekar ini sangat pas untuk spot foto bersama dan swafoto.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda menyatakan, saat ini beberapa kelompok tani di Banyuwangi memang sedang melakukan uji coba budidaya bunga matahari.
“Petani yang sedang melakukan bud daya bunga matahari ada di empat kecamatan yakni Kecamayan Tegaldlimo, Cluring, Srono dan Wongsorejo. Yang lagi viral itu di Sumberkencono, Wongsorejo,” jelasnya, Senin, 18 Oktober 2021.
Dia menambahkan, budidaya bunga matahari ini berawal dari tawaran kemitraan dari sebuah perusahan produsesn kwaci. Perusahaan tersebut menawarkan kerja sama pada petani untuk menanam bunga matahari.
Benih bunga matahari disediakan perusahaan tersebut dengan harga seribu rupiah per biji benih. Harga ini relatif mahal karena biji benihnya merupakan benih kualitas unggul. Budidaya bunga matahari untuk diambil bijinya sebagai bahan pembuatan kwaci.
“Nantinya, biji bunga matahari yang dihasilkan petani dibeli 16 ribu per kilogram,” ungkapnya.
Dia menyebut, ini kali pertama Banyuwangi melakukan budidaya tanaman bunga matahari. Budidaya tanaman bunga matahari ini merupakan peluang baru bagi petani Banyuwangi untuk dijadikan agrobisnis.
Nantinya, jika budidaya tanaman bunga matahari ini berhasil akan ditawarkan kepada kelompok tani lain di seluruh Banyuwangi. Dinas Pertanian dan Pangan akan mensosialisaaikan baik kepada petani. Dinas juga akan menjelaskan bahwa budidaya bunga matahari ini dilakuakn dengan sistem kemitraan.
“Jika petani berminat ya menanam. Jika misalkan tidak berminat kita tidak akan memaksa. Yang jelas kita memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya untung ruginya seperti ini,” sambungnya.
Dia meyakini, jika budidaya bunga matahari yang dilakukan empat kelompok tani saat ini berhasil, petani di wilayah lain juga akan membudidayakan bunga matahari ini. Karena selain menghasilkan, budidaya bunga matahari ini juga menarik wisatawan utamanya bagi generasi milenial.
“Hampir tiap hari rame. Apalagi hari minggu, rame di lokasi. Ini akan menambah daya tarik Banyuwangi dari sisi wisata. Nanti kita kolaborasikan dengan petani dan desa setempat,” jelasnya.
Dia menyebut, saat ini, budidaya tanaman bunga matahari ini baru dibudidayakan di wilayah yang sinar mataharinya penuh seperti wilayah Wongsorejo, Srono, Cluring, dan Tegaldlimo. Bunga matahari sudah terbukti berhasil dibudidayakan di daerah dengan ketinggian tak lebih dari 200 meter di bawah permukaan laut.
“Kalau dataran tinggi seperti di Licin dan Songgon perlu dicoba lebih lanjut. Kalau di wilayah dataran rendah di bawah 200 MDPL sudah terbukti bagus,” pungkasnya.