Budi Ubrux: Gagal Berangkat ke Jerman itu Persoalan Kecil...
Lima perupa Jogja gagal berangkat ke Jerman, adalah isu yang sedang hangat dibicarakan masyarakat seni rupa Indonesia. Hasil wawancara dengan Noor Ibrahim, satu-satunya perupa dari Yogyakarta yang berangkat ke Jerman, hari Rabu (9/11) kemarin telah kami naikkan. Hari ini, Kamis (10/11), M. Anis, wartawan Ngopibareng.Id mewawancarai Budi Ubrux, salah satu dari 5 perupa (bersama Bayu Wardana, Yul Hendri, Ali Umar dan Ridi Winarno) yang gagal ke Jerman itu. Hasil wawancaranya kami muat seutuhnya.
Surat Terbuka Anda di Medsos tentang batalnya lima perupa dari Jogja berpameran di Berlin, cukup menghebohkan. Pendapat Anda?
Ini kasus yang berulang-ulang di dunia kesenian, khususnya seni rupa. Biar yang heboh ngga hanya dunia politik...ha..ha... Tapi sebenarnya soal saya dan kawan-kawan gagal berangkat ke Jerman itu adalah persoalan kecil. Sama sekali tidak masalah bagi kami. Cuma yang menjadi beban saya itu adalah tanggungjawab kami kepada pemerintah, yang telah memberi bantuan kepada kami dengan uang rakyat. Jadi tanggungjawab kami bukan hanya kepada pemerintah, tapi juga kepada rakyat. Itulah persoalan besarnya yang sangat membebani pikiran saya sehingga saya perlu menulis Surat terbuka.
Bagaimana respon teman-teman perupa?
Banyak yang mendukung.
Menurut Anda, apakah dengan menulis dan mempublish Surat Terbuka itu apa yang membebani pikiran dan perasaan Anda terlampiaskan? Apa langkah berikutnya setelah menulis Surat Terbuka?
Plong. Langkah berikutnya ya minta kejelasan biar clear kasus ini.
Noor Ibrahim tiba kembali di Tanah Air tanggal 2 November lalu. Apakah ada komunikasi dengan dia setibanya kembali di Tanah Air?
Pernah sekali lewat WA.
Kemarin Noor Ibrahim telah menjawab melalui wawancara dengan kami. Apakah Anda sudah membaca, dan merasa puas dengan penjelasannya?
Belum.
Persoalan apa yang menurut Anda belum dijawab oleh Noor Ibrahim?
Soal dana pemerintah yang dipegang oleh NI (Noor Ibrahim – Red). Karena kita berempat harus ada pertanggung jawaban.
Menurut Anda, apa yang harus dijawab dan harus dijelaskan oleh Noor Ibrahim?
NI harus menjawab dulu, apakah berkas kita berbeda dengan NI untuk pengajuan Visa, sehingga Visa kami ditolak. Instruksi persyaratan dari NI, seharusnya sama.
Bagaimana dengan rencana Noor Ibrahim untuk mengundang Anda dan empat kawan lain yang juga batal berangkat ke Jerman? Anda akan memenuhi undangan itu?
Sebaiknya kami kan berlima, saya konfirmasi ke teman yang lain dulu. Apakah mau diundang. Kalau pribadi saya agak keberatan. Ini kelompok.
Menurut Noor Ibrahim, Anda berlima tidak memperoleh Visa Schengen ketika mengurusnya di VFS GLOBAL di Surabaya, titik salahnya karena Anda tidak mau membayar lebih dahulu masing-masing Rp 1.315.000. Benarkah itu? Bagaimana yang sebenarnya terjadi?
Saya sudah bayar Visa dan sudah sah ada bukti kwitansinya kok. (Budi Ubrux kemudian mengirimkan foto bukti resi pembayaran melalui EDC Bank CIMB Niaga dengan nominal Rp. 6.575.000 - red.)
Pada pameran Tantangan lll di Mengerzeile Berlin, ternyata juga dipamerkan karya-karya Anda dan kawan-kawan. Bagaimana itu? Apakah karya-karya itu bisa mewakili Anda dan kawan-kawan yang tdak berangkat ke Jerman?
Itu pihak yang bersangkutan di sana ( hanya print karya ). Kita belum pernah kirim karya fisik original ke Berlin.
Noor Ibrahim menyiratkan tidak tertutup kemungkinan persoalan ini dibawa ke ranah hukum. Anda setuju? Apa pendapat Anda?
Setuju karena ini menyangkut dunia kesenian, khususnya Yogya.
Apakah benar program pameran di Berlin ini sepenuhnya proyek Noor Ibrahim? Sejauh mana keterlibatan Anda sejak awalnya.
Sudah saya terangkan di surat terbuka.
Apa pelajaran yang Anda dapat dari masalah ini?
Tidak mau kejadian ini berulang. Bisa merusak nama baik dunia kesenian.
Secara kelompok, Anda berlima yang batal berangkat ke Jerman tentu memiliki sikap bersama dalam perkara ini. Apa itu, bisa dijelaskan?
Pingin kejelasan dengan proyek yang tidak berjalan sesuai yang diharapkan, karena proyek ini dibantu oleh pemerintah. Sekali lagi, ini bukan soal kami gagal berangkat ke Jerman.
Terima kasih mas Budi ‘Ubrux’ Haryono telah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Selalu sehat.
Terimakasih banyak Mas. (*)