Budayawan Malang Ungkap Alasan Malaysia Klaim Reog Ponorogo
Negara Malaysia berencana untuk mengajukan kesenian Reog Ponorogo ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) agar diakui sebagai warisan budaya mereka. Aksi Negeri Jiran tersebut lalu mendapatkan protes dari sejumlah seniman reog di Indonesia.
Menurut Budayawan Malang, Dwi Cahyono, Malaysia juga memiliki sejarah yang panjang dengan kesenian Reog Ponorogo. Awal keterkaitan negeri jiran dengan Reog berawal saat pengembangan perkebunan pada masa kolonial Belanda di Indonesia.
Hal itu terjadi sekitar 1.800-an lalu. Saat itu kolonial Belanda mengangkat beberapa pekerja kontrak dari Pulau Jawa, salah satunya dari Ponorogo. Di saat yang sama Inggris juga sedang mengembangkan perkebunan di Malaysia.
"Jadi Reog Ponorogo itu juga hadir di Malaysia. Karena ada diaspora dari Pulau Jawa yang ke sana. Jadi beberapa pekerja kontrak itu kerja sama dengan Inggris, termasuk dari Ponorogo," ujarnya, pada Minggu 24 April 2022.
Saat itu, ada masyarakat Ponorogo yang bekerja di Malaysia, akhirnya mereka juga membawa budaya Reog ke Negeri Jiran dan mengalami perkembangan hingga saat ini di sana.
"Makanya kalau kita ke Malaysia itu bakal menemukan masyarakat Ponorogo di sana. Seperti di daerah Penang, ada juga di Negeri Sembilan," kata Dwi Cahyono.
Jadi dari sisi kesejarahan sudah ada ikatan yang cukup lama antara Malaysia dengan Reog Ponorogo. Apalagi, ujar Dwi Cahyono, Malaysia tidak pernah mendaftarkan kesenian tersebut ke UNESCO dengan nama Reog Malaysia.
"Menurut saya justru Indonesia harus berbangga. Karena negara kita bisa mengekspor kebudayaannya sendiri ke negara lain. Jadi Malaysia juga menyebutnya Reog Ponorogo," ujarnya.