Budayawan Asal Jombang Buat Dupa Anti Virus Corona
Seorang budayawan asal Jombang Jawa Timur, membuat sebuah dupa yang diyakini bisa mencegah dari serangan virus. Pria berusia 45 tahun ini bernama Samsul Yudoyono.
Warga Tembelang ini mengatakan, dupa yang dibuat ini bertujuan untuk membantu tugas pemerintah dalam menangani pandemi covid-19.
Dupa herbal anti virus ini diberi nama Singo Naruto.
Dalam kandungan dupa tersebut terdapat ekstraksi 33 jenis bahan herbal. Diantaranya jahe, kapulogo, mrica hitam, sereh, keninga , kemukus, temulawak serta bahan lainnya.
Proses pembuatan dupa ini butuh waktu cukup lama, karena perlu ketelitian dan kecermatan dalam meramu kandungan herbal yang ada di dalamnya. Satu stik dupa diperlukan waktu kurang lebih satu setengah jam pembuatan. "Tidak semua herbal bisa dicampur langsung, ini merupakan kombinasi hasil seleksi," katanya.
Melihat musibah yang terjadi sekarang, ia sering melakukan kunjungan di sejumlah daerah yang masuk dalam zona merah. Dalam kunjunganya itu, melakukan kegiatan sosial dengan membagikan produk dupa itu kepada orang yang membutuhkan. Bahkan, Samsul Yudoyono mengaku, pernah turut serta berperan aktif dalam membantu proses penyembuhan penderita covid-19.
"Saya sudah melakukan kunjungan baksos di berbagai daerah, antara lain Tulunganggung, Blitar, Wonogiri dan Batam. Karena, produk ini belum dibuat dengan skala massal, maka saya mencari pelaku utama yang bersinggungan langsung dengan penanganan covid-19. Lalu saya bantu," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, jika dupa herbal anti virus buatannya ini tidak memiliki keterkaitan dengan kekuatan mistis. Untuk mencegah penyebaran virus, dupa ini dibakar dalam ruangan. Asap dari dupa tersebut memiliki khasiat untuk membunuh virus dan menambah daya imun seseorang apabila dihisap.
"Dupa baik dalam bentuk stik maupun kerucut itu digunakan untuk sterilisasi ruangan. Bahkan asap ini ketika dihisap akan menambah imun kita meningkat. Bagi anak kecil juga baik, bahkan bisa sehat," katanya.
Ia menganjurkan untuk membakar dupa stik sehari tiga kali. "Ini tidak ada kaitannya dengan spiritual, murni asapnya kita pakai untuk sterilisasi. Ini bentuk keprihatinan. Kita sumbangsih untuk NKRI," kata dia.
Sementara, Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan covid-19, dr Fauzan Adima ketika dikonfirmasi menjelaskan, hingga saat ini belm ada vaksin atau obat virus corona.
Menurutnya, yang dilakukan oleh tim medis hanya sebatas menumbuhkan daya tahan tubuh si pasien dalam melawan virus.
"Sampai sekarang belum ada obat secara medis membunuh virus itu. Yang dilakukav medis hanya membantu pasien meningkatkan daya tahan tubuh pasien untuk melawan virus dalam tubuh. Jadi, kalau ada temuan obat yang bisa membunuh virus, perlu dipertanyakan," katanya.
Fauzan menambahkan, hingga saat ini tercatat ada 7 warga asal Kota Kediri yang terpapar covid-19. Dari 7 orang tersebut 3 diantaranya dinyatakan sembuh dan diijinkan pulang.
Advertisement