Budaya Sekolah Muhammadiyah, Langkah Menjadi Kultur Kebaikan
Pakar pendidikan Bagus Mustakim mengatakan, pentingnya Pelajaran Kemuhamadiyahan tidak hanya sekadar menjadi meteri, tetapi bisa membentuk karakter peserta didik.
“Tentu semata-mata bukan untuk kaderisasi, tetapi untuk pembentukan karakter,” tuturnya, dalam keterangan, Kamis 20 Februari 2020.
Penulis buku Pendidikan Karekter: Membangun Karakter Emas Menuju Indonesia Martabat ini mendorong para guru Muhammadiyah yang mengajarkan Pelajaran Kemuhammadiyahan untuk profesional dan punya standarisasi Kemuhammadiyahan.
“Untuk dapat menggembangkan pendidikan dan menjadikannya karakter guru Muhammadiyah yang mengajar Kemuhammadiyan harus profesional dan punya standarisasi. Selain itu kesejahteraan dan jenjang karier juga harus diperhatikan, maka perlu peranan majelis yang lebih modern lagi,” urainya.
Hal itu sebelumnya diungkapkan dalam forum rutin mingguan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).Diskusi Majelis Reboan Penyampaian Visi Masa Depan Persyarikatan dengan membedah tema pentingnya ‘Redesign Mata Pelajaran Kemuhammadiyahan dan Intitusi Pendidikan Muhammadiyah’ yang berlangsung di Aula Gedoeng Muhammaidyah, pada Rabu 19 Februari lalu.
Forum ini selain menghadirkan Bagus Mustakim, Mahasiswa Progam Doktor Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, juga Arif Jamali Muis, Wakil Ketua PWM DIY.
Arif Jamali Muis dalam paparannya mengatakan, pelajaran Kemuhamadiyahan harus menjadi value (nilai) bagi para siswa yang ada di sekolah Muhammadiyah.
Format atau bentuk lain dari pelajaran Kemuhammadiyahan di sekolah Muhammadiyah diuraikan Arif Jamali, Majelis Dikdasmen dan Majelis Pendidikan Kader harus merumuskan bagaimana budaya sekolah Muhammadiyah yang menjadikan kultur kebaikan.
“Nah, kultur itulah yang menjadikan sekolah Muhammadiyah punya kelebihan dibanding sekolah lain. Misalnya, impelementasi nilai dari Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), “ tuturnya.
Advertisement