Bubur Madura: Perpaduan Cita Rasa dan Tradisi yang Terancam Punah
Bubur merupakan salah satu kuliner asli nusantara yang melegenda. Lahir dari kebudayaan Indonesia dengan bahan-bahan utama berupa beras atau tepung. Bahkan, hampir setiap daerah di nusantara mempunyai hidangan bubur dengan ciri dan cita rasa khas yang mewakili daerahnya masing-masing, bubur Madura salah satunya.
Bubur Madura dengan cita rasa manis yang berisi campuran beberapa bubur seperti, bubur sumsum, bubur ketan hitam, bubur candil, dan bubur mutiara.
Bubur kemudian diberi siraman santan dan gula merah cair yang disebut 'joro'. Mengingat bubur Madura perpaduan beberapa bubur, maka cara membuatnya membutuhkan banyak bahan utama, antara lain tepung beras, beras ketan item, dan tepung mutiara.
Tepung beras menjadi salah satu bahan yang digunakan untuk membuat bubur sumsum. Hal yang pertama dilakukan saat membuat tepung beras adalah dengan memasak santan, lalu masukkan garam secukupnya beserta daun pandan. Sambil terus diaduk, masukan tepung beras secara perlahan-lahan. Saat tekstur bubur sudah mulai mengental dan terdapat letupan-letupan, maka bubur sumsum sudah siap untuk disajikan.
Sementara bubur candil terbuat dari campuran tepung beras dan ubi yang sudah direbus. Adonan candil dibentuk bulat dengan ukuran sesuai selera. Untuk menambah cita rasa manis, biasanya bubur candil dicampur dengan cairan gula merah, sehingga warnanya menjadi coklat muda.
Hal serupa juga dilakukan pada bahan utama beras ketan hitam dan tepung mutiara, sehingga menjadi bubur ketan hitam dan bubur mutiara. Setelah semua jenis bubur selesai dibuat, lalu disajikan ke dalam satu hidangan.
Bubur Madura menjadi sajian lengkap yang menggugah selera. Dengan harga yang relatif terjangkau, bubur Madura bisa menjadi pengganjal perut atau sekadar menjadi teman saat santai bersama keluarga dan sahabat.
Sayangnya bubur Madura sekarang sulit ditemukan. Berbeda dengan sepuluh atau 15 tahun yang lalu, masih banyak perempuan yang menjajakan bubur Madura ke kampung-kampung. Pemandangan seperti ini sekarang sudah tidak ada lagi. Bahkan di pasar tradisional sekalipun, bubur Madura ini juga jarang ditemukan. Padahal dari anak-anak banyak yang menyukainya.
Salah seorang penggemar jajanan tradisional, Aini Kusuma, juga menyayangkan langkanya bubur Madura tersebut. "Saya menyukai bubur Madura sejak kecil, dulu kalau ibuku ke pasar saya selalu dibelikan bubur Madura," kata Aini.
Ibu dua anak itu sampai sekarang, masih kecanduan bubur Madura. "Pernah sekali saya melihat bubur Madura di daerah Masjid Agung Ampel, tapi rasanya sudah berubah tidak seperti waktu kecil saya dulu," kata Aini.
"Kanggo tombo kepingin mangane tak enak-enakno," ujarnya dengan logat Surabaya yang medok.
Bubur Sengkolo
Selain bubur Madura, di Jawa Timur ini juga ada bubur Jawa. Bedanya, kalau bubur Madura, asli untuk disantap tapi bubur Jawa erat kaitannya dengan upacara ritual.
Setiap warna bubur Jawa mempunyai makna dan keperuntukan berbeda. Sebagai contoh bubur merah dan bubur putih.
Disebut merah dan putih karena bubur ini menggunakan bahan utama beras ketan yang dicampur dengan gula merah atau gula aren
Dalam setiap tradisi Jawa, khususnya dalam acara selamatan, bubur merah menjadi salah satu sajian yang wajib dihadirkan. Bubur merah putih ini juga kerap disebut sebagai bubur sengkolo.
Bubur ini biasanya dinikmati dengan kuah santan. Bukan sekadar sebagai hidangan dalam tradisi, bubur merah putih ternyata mengandung makna dan filosofi sendiri.
Masyarakat Jawa menyebut bahwa bubur merah putih dibuat sebagai simbol untuk menolak bala atau menghindarkan manusia dari kesialan dan keburukan. Tak heran jika bubur ini kerap disajikan pada acara kelahiran, ulang tahun, pernikahan, musim panen, dan lainnya.
Pembagian bubur merah putih juga bisa disimbolkan sebagai bentuk meningkatkan silaturahmi dan berbagi kebahagiaan serta doa.
Warna merah dan putih juga konon diyakini melambangkan keberanian dan kesucian, . Dalam acara kelahiran bayi atau pemberian nama, bubur ini menyimbolkan harapan agar nantinya anak tumbuh menjadi pribadi yang berani dan selalu bertindak di jalan yang lurus dan benar.
Bubur merah putih atau bubur sengkolo dibuat secara khusus, tidak dijual secara umum, berbeda dengan bubur Madura, bubur Manado, bubur kacang hijau, bubur ketan hitam dan bubur yang lain.