Roti Buaya Lambang Kesetiaan Pasangan Pengantin Betawi
Suku Betawi memiliki tradisi yang unik dalam upacara pernikahan, yakni percampuran budaya dari beragam negara yang pernah singgah ke kota Jakarta seperti India, Tionghoa, Arab, Eropa dan Melayu.
Sedikit banyak budaya pendatang itu mempengaruhi tradisi yang berkembang, termasuk upacara pernikahan. Dialog yang spontan, rileks dan terkesan ceplas-ceplos menjadi salah satu ciri khas, selain menarik juga penuh makna.
Sayangnya, gaya hidup modern menggerus eksistensi kearifan lokal Betawi. Saat ini pernikahan adat Betawi yang unik itu makin sulit ditemui. Kebanyakan, orang Betawi sudah jarang melakukan prosesi pernikahan sesuai adat, lebih banyak mengikuti gaya modern. Tapi satu hal yang tidak bisa dihilangkan adalah keberadaan roti buaya, lambang kesetiaan padangan pengantin yang langgeng sampai sekarang.
Semua tahu, buaya adalah jenis hewan predator yang menakutkan dan memiliki konotasi negatif karena dihubungankan dengan istilah 'buaya darat' simbol tidak setia. Tapi bagaimana mungkin roti dengan nama buaya bisa hadir dalam sebuah acara pernikahan?
Begini cerita budayawan Betawi Ridwan Saidi.
Walaupun buaya konotasinya buruk, namun sesungguhnya buaya termasuk salah satu jenis binatang yang setia pada pasangannya. Selain hanya kawin sekali seumur hidup, binatang yang satu ini juga terkenal akan kesabarannya, terutama dalam menunggu mangsa (hal yang satu ini juga menjadi salah satu lambang atau sifat dari karakter pria).
Informasi ini, yang kemudian menjadi inspirasi masyarakat betawi, untuk menghadiahi sang pengantin wanita dengan roti yang berbentuk buaya. Mengapa roti, karena roti, diyakini sebagai simbol kemakmuran.
“Jadi roti buaya ini akan menjadi lambang kesetiaan dan kemakmuran dalam sebuah pernikahan,"kata Babe, panggilan Riduwan Saidi sehari hari.
Roti Buaya, adalah Roti yang bentuknya unik, mirip buaya, rasa manis, ditambah berbagai macam toping. Seserahan roti buaya, itu adalah salah satu istilah yang sering didengar ketika ada pernikahan menggunakan adat betawi. Ini adalah salah satu bawaan wajib, yang harus dibawa oleh mempelai pria untuk mempelai wanita, waktu lamaran maupun akad nikah.
Seiring dengan perubahan zaman, seserahan roti buaya kini mengalami pergeseran nilai dan juga fungsi. Dahulu roti buaya dibuat sekedar untuk simbol, tidak untuk dikonsumsi. Sebab itu dibuat sekeras mungkin dan semakin keras semakin baik. Untuk kemudian disimpan di tengah-tengah ruangan acara resepsi, hingga acara selesai.
Kemudian roti ini akan disimpan di atas lemari, pakaian di kamar pengantin, dibiarkan hingga digerogoti oleh binatng renik. Karena tidak menggunakan perisa apapun dan dibuat dalam kondisi keras, maka roti jenis ini cenderung awet. Hal ini yang melambangkan bahwa pernikahan suami istri tersebut akan awet, hingga maut memisahkan.
Sekarang roti buaya dibuat secantik mungkin, seenak mungkin dengan ditambahkan berbagai macam varian isi. Pastinya membuat siapa saja tergiur akan penampilan roti tersebut. Seperti biasa, roti ini akan diberikan oleh sang pengantin pria untuk sang pengantin wanita. Setelah acara pernikahan selesai, roti ini akan dipotong-potong, kemudian dibagikan pada para tamu yang masih hadir, terutama yang masih lajang.
Tujuannya bagi para lajang untuk segera memperoleh jodoh. Jadi sepasang pengantin kali ini tidak membawa rotinya ke kamar pengantin. Roti yang dibagikan ini dapat dikonsumsi secara langsung atau dicelupkan ke dalam kopi atau teh.
Memesan roti buaya sendiri sebenarnya tidak terlalu sulit, saat ini ada beberapa toko roti, atau toko makanan jajanan tradisional di daerah Rawa Belong Jakarta Barat. Tinggal memesan roti jenis ini sesuai dengan keperluan pernikahan itu sendiri.
Yang perlu diperhatikan ukuran buaya, desain buaya, serta aneka toping yang akan digunakan pada roti tersebut. Masalah harga beragam, semakin besar dan semakin detail roti yang akan dibuat, maka harga yang ditawarkan juga akan sedikit lebih mahal. Rata-rata harga yang ditawarkan untuk roti buaya ini antara 100ribu hingga 500ribu.
Anda dapat memesan 1 buah seserahan roti buaya, 2 buah roti, atau bahkan memesan roti berbentuk anak buaya, tergantung selera. Yang penting roti buaya harus ada. (asm)