Buah Tin, Buah Surga yang Kini Dibudidayakan di Mojokerto
Tanaman buah tin di wilayah Kabupaten Mojokerto, memang belum populer seperti buah lain pada umumnya. Namun, membudidayakan tanaman yang dikenal 'buah surga' itu menjadi ladang rupiah bagi Yayan, warga Dusun Joho, Desa Tempuran, Kacamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.
Memanfaatkan lahan pekarangannya, Yayan membudidayan buah tin dengan cara green house. Dalam membudidayan buah tin ini ia dibantu satu karyawan, yakni Anang Faisal.
Yayan baru memulai membudidayakan buah bernama latin Ficus carica itu pada bulan November 2022, tahun kemarin.
Menurut Faisal, salah satu karyawannya, buah tin memiliki banyak manfaat. Daun dan buahnya bisa digunakan untuk pengobatan. Seperti membantu melancarkan serta menyehatkan pencernaan, mengatasi maag, dan mengobati diabetes. Daun pohon tin juga bisa dimanfaat menjadi minuman teh.
Mengenai perawatan, Faisal ini tidak merasa kesulitan. Selagi airnya cukup dan terkena sinar matahari buah tin akan tumbuh dengan baik.
“Perawatannya nggak sulit, airnya jangan kebanyakan dan harus kena sinar matahari yang cukup. Mengenai kondisi tanah saat proses tanam juga dikasih pupuk,” katanya, Senin 03 April 2023.
Faisal juga pernah mendapati tanamannya terserang hama. Daun yang awalnya hijau berubah menjadi kering dan timbul bintik-bintik putih. Ia pun menyiasati dengan disemprot obat antihama.
“Pohonnya pernah hampir mati karena terserang hama. Akhirnya saya carikan obat antihama setelah disemprot selama satu pekan daunnya sudah tumbuh subur lagi. Karena kalau dibiarkan daunnya akan kering. Buahnya juga akan timbul bintik-bintik coklat,” terangnya sambil menunjukkan contoh daun yang terserang hama di green housenya.
Faisal menjelaskan, budidaya buah tin ini berawal dari keinginannya bersama Yayan mengenalkan buah asal Timur Tengah itu. Ia menganggap buah ini spesial dan harganya mahal. Awal budidaya, Ia membeli bibit cangkok dari temannya asal Krian, Sidoarjo. "Awal-awal beli 200 bibit cangkok seharga 15 ribu dari teman di Krian," jelasnya.
Ada berbagai cara untuk mengembangkan pohon tin. Cangkok atau stek bisa digunakan. Sistem stek dipilih Faisal. Menurutnya, mengembangkan buah tin dengan sistem stek batang sangat mudah. Batang yang dipilih, langsung dipotong dan direndam sebentar dalam cairan fungisida atau air nutrisi Hidroponik. Tujuannya untuk mencegah timbulnya jamur pada tanaman.
Faisal menerangkan, bibit pohon buah tin tinggal ditancapkan di polybag kecil yang sudah dicampur sekam, tanah, dan pupuk. Polybag direndam dengan air nutrisi hidroponik menggunakan wadah nampan.
"Bibit perawatannya cukup di siram dan direndam degan air nutrisi. Kalau cuaca panas dua sampai tiga hari baru disiram," terangnya.
Setiap pohon buah tin yang sudah berumur 1 bulan dan ketinggianya 15 sentimter (cm) dipindah ke dalam polyabag yang lebih besar. Di dalam polyabag berukuran besar ini, perawatannya menggunakan Autopot. Alat ini dapat menyiram tanaman secara otomatis
Penggunaan Autopot cukup mudah. Langkah awal, memasukan media tanam berupa tanah, pupuk dan tanaman buat tin ke dalam pot tersebut. Setelah itu diisi air kurang sampai ke dalam nampan pot yang tersambung listrik.
Air nutrisi yang dituangkan itu berasal dari tandon. Air akan secara otomatis mengalir ketika di dalam pot habis.
"Fungsi Autopot itu untuk menjaga pengisian air secara otomatis. Begitu air di dalam habis, maka katupnya menbuka lalu mengisi sampai ketinggian 3 cm. Kalau sudah 3 cm otomatis tertutup, begitu seturusnya," ungkap Faisal.
Faisal membatasi pohon buah tin ini hanya dengan dia cabang atau tangkai saja. Menurutnya, pohon yang memiliki dua cabang dapat mengahasilkan buah tin berikuran besar dan lebih manis. "Kalau semakin banyak cabang memang banyak buahnya, tapi pertumbuhannya kecil-kecil," tandasnya.
Dalam waktu 1-2 sudah dapat pohon memanen buahnya. Buah tin tumbuh berurutan dari bawah. Satu pohon mampu menghasil 20 sampai 30 buah tin dalam jangka waktu 3 bulan. "Ciri-ciri yang sudah matang merah kehitaman, kuning, teksturnya empuk. Sudah bisa dipetik," cetus Faisal.
Kini, Yayan dan Faisal telah memiliki dua green house berisi pohon buah tin. Satu greean house terdapat 80 pohon buah tin. Sementara, ia juga memiliki 50 bibit buah tin untuk persiapan pegembangan.
Sejauh ini, kata Faisal, tempat budidayanya belum banyak dikunjungi orang. Karena dirinya masih belum fokus promosi budidaya. Saat ini fokus percobaan Autopot untuk budidaya buah tin. Namun, kedapan ia berharap tempatnya bisa menjadi agrowisata buah tin di Mojokerto.
Kendati demikian, Faisal tetap menawarkan hasil dari budidaya buah tin melalui media sosial. Per seperempat kilogram buah tin ia banderol Rp 40 ribu. Sedangkan 1 kilogram Rp 100 ribu. Pengirimannya melalui paket. Pelanggannya dari berbagai macam daerah di Jawa. "Paling jauh Jakarta dan Bandung," tandasnya.
Sementara ini ia tidak menerima pesanan dari luar pulau Jawa meski ramai permintaan. Sebab, buah tin tergolong buah yang mudah hancur karena teksturnya lembek. Menurut Faisal, buah tin mampu bertahan hanya 3 hari. Sehingga ia khawatir mengecewakan pelanggannya. "Kalau lebih dari 3 hari biasanya rusak," pungkasnya.
Advertisement