Buah Penantian Panjang Romain Bardet di Etape 14 Vuelta a Espana

Melakukan breakaway sejak awal balapan Vuelta a Espana etape 14, Sabtu, 28 Agustus malam waktu Indonesia Barat merupakan berkah untuk Romain Bardet (Team DSM).

Setelah penantian panjang untuk menjadi juara etape, akhirnya terpenuhi di etape yang finis di puncak Pico Villuercas ini. Sejak awal balapan dimulai di etape sepanjang 165,7 km ini langsung terbentuk kelompok breakaway.

Tidak tanggung-tanggung, kelompok breakaway yang terdiri dari 18 pembalap termasuk Bardet, Arnaud Demare (Groupama FDJ), Jay Vine (Alpecin Fenix), dan Tom Pidcock (Ineos Grenadiers) ini mampu membuat jarak 10 menit dari peloton.

Mereka harus melewati tiga tanjakan di etape ini. Pertama adalah Puerto Berzocana sepanjang 7,7 km adalah tanjakan kategori 1. Lantas disambung dengan tanjakan yang lebih curam, Puerto Collado de Ballesteros.

Lantas perlahan Bardet mulai meninggalkan lawan-lawannya di kelompok breakaway itu dan mencapai tanjakan terakhir, Pico Villuercas sepanjang 14,7 km dan finis sendirian di sana.

Jesus Herada (Cofidis) finis kedua di belakang Bardet terpaut 44 detik. Lantas juara ketiga ditempati Jay Vine (Alpecin Fenix). Peringkat keempat diisi oleh Tom Pidcock (Ineos Grenadiers) yang terpaut jarak waktu 1 menit 12 detik dari Bardet.

Jumbo Visma memimpin peloton menuju garis finis. Miguel Angel Lopez (Movistar) berusaha meninggalkan peloton, tetapi Primoz Roglic (Jumbo Visma) kembali menangkapnya sebelum finis. Selain itu Roglic juga meninggalkan sang pemimpin klasemen GC, Odd Christian Eiking (Intermarché-Wanty-Gobert Matériaux).

Hanya Enric Mas (Movistar), Egan Bernal (Ineos Grenadiers), dan Jack Haig (Bahrain Victorious) yang berhasil mengikuti Roglic. Eiking finis 20 detik di belakang Roglic tetapi dia masih tetap berhasil menggenggam jersey merah.

Bardet mengetahui bahwa banyak pembalap lain yang berpotensi menggagalkan dirinya untuk memenangkan etape ini. Tetapi dia berhasil meluncurkan serangannya pada saat yang tepat sehingga Herrada dan Vine tidak dapat mengejarnya.

Wajar Badert begitu bernafsu memenangkan etape ini, karena pembalap asal Prancis ini sudah mengidamkannya sejak 2017. Saat itu dia dua kali memenangkan etape di Tour de France tapi setelah itu dia puasa juara.

Dia pindah ke Team DSM pada tahun 2021 untuk mencari motivasi baru dan memilih tidak mengikuti Tour de France 2021. Dia hanya memilih mengikuti Giro d’Italia dan Vuelta a Espana ini.

Di Giro d’Italia, Bardet berhasil finis peringkat tujuh klasemen GC. Sedangkan di Vuelta ini dia harus menghapuskan harapannya bercokol di klasemen GC gara-gara terlibat kecelakaan di etape 5. Tetapi dia masih terus berusaha untuk memenangkan etape.

“Ini adalah penantian panjang, dan sangat berarti. Sudah terlalu sering saya menjadi nomor dua,” tukasnya.

“Hari ini sangat baik, sudah full gas sejak awal breakaway. Selain menjadi juara etape juga merebut jersey polkadot sangat fantastis,” imbuh Bardet.

Bardet mengaku mendapatkan support terbaik dari direktur sport-nya untuk mengambil keputusan kapan harus menyerang.

“Akhirnya diambil opsi saya menyerang di bagian tercuram dari tanjakan dan memberikan semaksimal saya untuk bisa melarikan diri,” tutup pembalap berusia 30 tahun ini.