Buah Naga Dari Banyuwangi akan Diekspor Ke Singapura dan Eropa
Kabar gembira bagi petani buah naga di Banyuwangi. Pasar buah naga produksi Banyuwangi akan diperluas hingga mancanegara. Rencana perluasan pasar ekspor buah naga ini terungkap dalam pertemuan antara perusahaan pengekspor dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin, 21 Maret 2022. Bupati berharap, ketika musim panen, harga buah naga stabil.
“Karena pangsa pasarnya lebih luas lagi. Tidak hanya sekadar pasar lokal ataupun nasional. Tapi, merambah sampai ke mancanegara,” jelasnya.
Rencana ekspor perdana buah naga dari Banyuwangi akan dilakukan pada akhir bulan ini. Nantinya, ekspor akan dilakukan bersama sejumlah komoditi pertanian lainnya. Ada 15 Desa di Banyuwangi turut mengekspor hasil pertaniannya pada perdana tersebut.
“Di antaranya adalah Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu dan Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran,” beber Bupati kedua Banyuwangi dari kaum hawa ini.
Desa-desa yang melakukan ekspor tersebut merupakan Desa Sejahtera Astra (DSA). Para petani di desa tersebut mendapatkan pembinaan, pendampingan serta pemberdayaan untuk menghasilkan produk berkualitas ekspor. Selain itu, juga dilakukan fasilitasi akses pemasaran.
Program DSA ini merupakan bagian dari corporate social responbelity (CSR) sebuah perusahaan nasional. Ipuk menambahkan, Pemkab Banyuwangi berkolaborasi dan menggandeng banyak pihak untuk melakukan inovasi dan terobosan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi.
"Di antaranya dengan sejumlah perusahaan yang memiliki komitmen untuk bersama-sama mewujudkan kesejahteraan rakyat,” terang Ipuk.
Pelaksanaan ekspor akan dikerjasamakan dengan sebuah perusahaan yang akan memasarkan hasil pertanian Banyuwangi ke mancanegara. Komoditas pertanian Banyuwangi ini akan diekspor ke Singapura dan ke sejumlah negara Eropa.
“Tidak kurang ada 15 negara yang telah kita jajaki,” ungkap Chief Marketing Officer Nusa Fresh Pekik Warnendya, Perusahaan yang akan melaksanakan ekspor komoditi pertanian Banyuwangi.
Selain buah naga, ekspor perdana komoditas pertanian Banyuwangi itu adalah manggis, rambutan dan kapulaga. Untuk yang ekspor perdana ini, mencapai 8-12 ton. Pasar yang di Mancanegara, menurutnya, meminta pengiriman dilakukan sebulan sekali untuk produk rempah-rempah. Sedangkan buah dan sayuran seminggu sekali.
Dia menyebut, potensi pertanian Banyuwangi yang sangat melimpah telah cukup lama menjadi pemasok perusahaannya untuk diekspor. Namun, baru kali ini, dilakukan proses ekspor secara mandiri, langsung dari Banyuwangi. Dia optimis keberlangsungan ekspor komoditi pertanian dari Banyuwangi ini bisa berjalan dengan baik.
“Jika melihat potensinya, hasil-hasil pertanian Banyuwangi ini akan terus bisa diekspor tidak hanya sekarang, tapi sampai tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.
Advertisement