BTN Revisi Target Laba Bersih Jadi Rp 3 Triliun
Jakarta: PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk (BTN) membidik laba bersih Rp 3 Triliun untuk tahun anggaran 2017. Ini berarti memproyeksikan pertumbuhan 15 persen dari tahun sebelumnya yang sempat meraup laba Rp 2,6 triliun.
Target laba salah satu bank milik pemerintah itu diungkapkan Direktur Keuangan BTN Iman Noegraha Soeko dalam diskusi usai berbuka puasa di Jakarta, Minggu malam (18/6/2017). ''Kami sudah merevisi target perseroan yang semula mematok pertumbuhan laba bersih 20 persen,'' katanya.
Ia menjelaskan, revisi tersebut dilakukan karena realisasi laba pada 2016 yang lebih besar dibanding perkiraan. Awalnya, BTN mematok target pertumbuhan laba sebesar 20-22 persen pada 2017. Itu berdasarkan prognosa keuangan per Oktober 2016 yang memperkirakan laba sepanjang 2016 sebesar Rp 2,4 triliun.
Ternyata, lanjut dia, perolehan laba di akhir Desember 2016, lebih besar dari perkiraan di prognosa yakni Rp 2,6 triliun, sehingga pembagi untuk target pertumbuhan laba 2017 menjadi lebih besar. "Jadi (ada revisi) memang, namun itu karena prognosa tahun 2016 yang membuat pembaginya lebih besar. Secara nominal target laba menjadi Rp 3 triliun," kata Iman.
Menurut Iman, dengan target laba Rp 3 triliun, bank spesialis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) itu masih memasang target pertumbuhan kredit yang cukup agresif yakni 20-22 persen (yoy) dari penyaluran kredit 2016 yang sebesar Rp 164,44 triliun. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh 22-24 persen (yoy) dari penghimpunan DPK 2016 yang sebesar Rp 160,19 triliun.
Hingga Mei 2017, tambah Iman, kinerja BTN mencapai target akhir tahun masih sejalan. Hingga akhir Mei 2017, kredit BTN tumbuh 18 persen (yoy). Dalam kredit itu, sektor konsumer tumbuh 17 persen dan komersial 24 persen (yoy). BTN masih mengandalkan kredit sektor perumahan untuk menjalankan fungsi intermediasinya.
Dijelaskan, total aset Bank BTN saat ini sebesar Rp 214 triliun atau peringkat keenam bank beraset terbesar di Indonesia. BTN menargetkan aset bertambah menjadi Rp 253 triliun di akhir tahun atau menjadi bank dengan aset terbesar ke lima di Indonesia. (hrs/ant)