BST DidugaTidak Tepat Sasaran, Orang Miskin Gigit Jari
Janji Menteri Sosial Tri Rismahari untuk memperbaiki data penerima manfaat bantuan sosial supaya mencapai sasaran belum terwujud. Faktanya, pencarian bantuan sosial tunai (BST) di Jakarta masih menggunakan data lama, seperti data pembagian paket Sembako yang amburadul.
Pengamatan Ngopibareng.id pencairan BST masih diwarnai protes. Karena bantuan uang tunai sebesar Rp300 ribu banyak yang jatuh pada orang mampu yang seharusnya tidak berhak menerima BST. Karena diketahui mereka adalah pengusaha, punya rumah bertingkat dan mobilnya bagus.
"Saya heran, bantuan sosial ini sebenarnya untuk orang kaya atau orang miskin. Karena saya melihat yang kaya (dapat), yang miskin malah kagak," kata Udin warga Tanah Abang Jakarta Pusat.
Sementara itu, Ketua RT 15 RW 05 Keluruhan Kebun Jeruk Tri Hermintadi mengatakan, kalau bansos itu berupa sembako bisa dibagi dua. Untuk uang tunai harus diterimakan secara utuh sebesar Rp300 ribu, tidak boleh dipotong dengan alasan apapun.
Warganya yang berhak menerima Bansos sesuai data yang diajukan ke Kelurahan sebanyak 150 Orang, tapi yang mendapat hanya 53 orang. Akibat data yang amburadul ini, Tri Hermintadi mengaku sering menjadi sasaran protes dari orang-orang yang tidak mendapat BST.
Mereka membandingkan dengan orang yang tergolong mampu. "Saya tidak mengerti sumber data yang tidak mencerminkan keadilan ini sumbernya dari mana," kata Ketua RT yang oleh warga dipanggil Pak Didik Tersebut.
BST untuk warganya telah dibagikan melalui petugas PT Pos Indonesia, di ketua RT Kamis 14 Januari 2021. "Meskipun ada yang mangkel (jengkel) karena tidak menerima BST, tapi pelaksanaan pembagian bantuan sosial Covid-19 berjalan lancar dan tertib," kata Didik.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada saat ini mulai menyalurkan Bantuan BST Rp300 ribu per bulan. Bantuan ini disalurkan setiap bulannya selama empat bulan ke depan. Dalam penyaluran bansos tunai ini, Pemprov DKI Jakarta menggandeng Bank DKI.
"Besaran BST DKI Jakarta sebesar Rp300 ribu per bulannya yang diberikan selama empat bulan, mulai dari bulan Januari hingga April tahun 2021," kata Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini dalam keterangan tertulis 13 Januari 2021.
Bansos tunai DKI ini akan disalurkan kepada 1.055.216 penerima manfaat di DKI Jakarta secara bertahap mulai Januari tahun 2021. Terdapat di 160 titik lokasi penyaluran dari masing-masing wilayah kota administrasi DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per titik lokasinya maksimal hanya melayani 500 orang penerima BST per hari. Alasannya menjalankan protokol kesehatan.
Setiap penerima bantuan sosial akan menerima undangan paling lambat H-1 sebelum pelaksanaan distribusi dan undangan disampaikan oleh kasatpel sosial hingga RT RW, untuk selanjutnya diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Setelah sampai di lokasi distribusi BST, penerima manfaat diwajibkan untuk selalu menggunakan masker, mencuci tangan serta mengecek suhu tubuh dan menjaga jarak di dalam maupun di luar ruangan distribusi BST.
"Penerima BST (bansos) wajib membawa Undangan, KTP dan Kartu Keluarga (Asli & Fotocopy), dan difoto saat uang ditetima," jelasnya.
Advertisement