Brompton Ngalam Squad Gowes 70 km Demi Air Terjun 'Niagara'
“Capek, panas, nanjak, dan jauh. Semuanya hilang! Terbayar lunas saat lihat Air Terjun Tumpak Sewu yang dijuluki Niagara Falls-nya Indonesia. Karena bisa membentuk tirai seperti yang di perbatasan Amerika Kanada itu,” buka Hartanta.
Uniknya, Hartanta bersama 14 teman mengunjungi tempat wisata Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang itu gowes bareng. Dan mereka gowes naik Brompton tanggal 5 September lalu!
Start jam 05.45 dari Sarinah, Alun-alun Kota Malang lalu mereka gowes lewat jalur selatan. Jadi melalui Kotalama, Gadang, Bululawang, Krebet, Turen, Dampit lalu ikuti jalan aja hingga Lumajang. Sampailah di tempat wisata yang lagi hits di perbatasan Malang Lumajang ini. Total gowes 70 km.
“Panasnya yang ampun. Dan ada nanjaknya selepas Dampit hingga sampai ke tempat wisata itu,” tutur Ferry Mamen, pemilik kafe MMMM Malang yang sekaligus Komandan Brompton Ngalam Squad (BNS).
Memang penuh perjuangan di perjalanan ini. Selain harus melawan panas, jalur selatan itu banyak truk mengangkut pasir dan tebu. Sehingga membuat jalanan berdebu ketika mereka lewat.
Untuk regroup dan melepas lelah, mereka melakukan tiga kali stop di minimarket. Maklum, dalam satu grup ini tidak semuanya mempunyai kemampuan yang sama.
Paling senior adalah Eddy yang dipanggil kung-kung Eddy. Usianya 67 tahun tapi semangatnya persis anak muda. Jadi membuat yang muda-muda malu jika tidak kuat dan loading.
Ada juga peserta dari Singapura. Namanya Kui Heng Chong. Dia memang orang Singapura, tapi lagi tinggal di Malang untuk urusan pekerjaan. Dia aktif jadi anggota RatjoenCC, komunitas sepeda terbesar di Malang di mana Brompton Ngalam Squad berafiliasi.
“Dia gembira kalo diajak mengunjungi tempat-tempat wisata begini. Di Singapura tidak ada katanya,” bilang Ferry.
Jangan anggap remeh rute 70 km ini. Selepas Dampit, pelan-pelan mulai nanjak dikombinasi rolling. Total sekitar 25 km dan elevation gain mencapai 650 meter. Gradien tidak terlalu curam, tapi karena panas dan menggunakan Brompton jadi terasa lebih berat dibandingkan menggunakan road bike.
Tjong Dicky yang menggunakan Brompton 2 speed harus sabar-sabar menyelesaikan “siksaan” sebelum sampai ke Air Terjun Tumpak Sewu.
“Waktu itu aku sempat emosi. Serasa ingin buang Brompton. Nanjak kok tidak ada selesainya. Tapi sudah lupa semua waktu melihat indahnya air terjun,” bilang Aniela Gunawan lantas tertawa lepas mengingat perjalanan itu.
“Apalagi ada pemeliharaan jalan. Jadi beberapa bagian ada yang sistem buka tutup. Lalu saat kita melintasi jalan dengan aspal baru, aduh makin panas! Panas dari atas ditambah dengan panasnya aspal baru,” imbuh Scarlet Harin.
Tapi begitu sampai mereka berfoto di depan gapura sebelum masuk. Karena sepeda tidak boleh masuk, jadi semua Brompton masuk mobil dulu. Lantas anggota BNS ini masuk ke dalam tempat wisata.
Dan, langsung wajah-wajah terkesima melihat indahnya Air Terjun Tumpak Sewu! Berfoto-fotolah mereka dengan latar belakang air terjun. Lantas, makan siang nasi kuning yang sudah dibawa dari Malang.
“Sesuai target, bahwa kita harus finis tepat di jam makan siang di Air Terjun Tumpak Sewu. Jadi bisa menikmati indahnya air terjun sambil makan dan minum Hydrococo, persembahan sponsor kami,” bilang Ferry yang memiliki akun instagram @spaceblock.
Dr. Donny Wisnu Wardhana menilai, apabila tidak ada perbaikan jalan dan berangkat lebih pagi, epic journey ini akan lebih nyaman. Rutenya bersahabat dengan sepeda lipat Brompton.
Teman-teman BNS juga seru dan asyik, meskipun tertinggal tapi pasti ditunggu. Jadi merasa aman dan nyaman. “Di ujung finis ditunggu nasi kuning yang enak, pemandangan yang indah. Maknyuusss… bikin ketagihan!!” bilangnya.
Buat cyclist Malang atau luar Malang yang ingin gowes ke Tempat Wisata Air Terjun Tumpak Sewu ini bisa ditemani oleh anggota Brompton Ngalam Squad (BNS).
“Kami siap menemani. Silakan mampir ke basecamp BNS di kafe MMMM di Jalan Basuki Rahmat 17 untuk ngobrol-ngobrol,” tutup Ferry sambil membuat ice latte yang terkenal itu.
Advertisement