Borobudur dan Bromo Goda Pasar Thailand di TITF 2018
Candi Borobudur dan Gunung Bromo langsung on menebar pesonanya di pasar Thailand. Dengan ditemani tarian, Sasando, batik dan kopi khas Indonesia, dua destinasi tadi langsung intens melakukan hard selling pada Thai International Travel Fair (TITF) di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok, 7-11 Februari 2018.
"Kami memang sengaja menggempur Thailand dengan Borobudur dan Bromo. Dari survei kami, ternyata banyak usia produktif warga Thailand yang tertarik dengan Bromo di Indonesia karena kan tidak terdapat gunung di Thailand. Borobudur juga sangat diminati karena itu adalah candi Budha terbesar di dunia. Sangat cocok dengan market Thailand yang mayoritas beragama Budha," kata Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana yang didampingi Kepala Bidang Pemasaran Wilayah Singapura dan Thailand Afrida Pelitasari, Rabu (7/2).
Semuanya pun langsung dibuat konek. Dibuat nyambung dengan destinasi. Yang mau ke Bromo, warga Thailand bisa menyesuaikan dengan 100 Premiere Event dan Cultural Event nasional.
Pilihannya banyak. Yang suka musik, bisa langsung travelling nonton Jazz Gunung Bromo, Juli mendatang. Yang suka marathon ultra, ada Bromo Tengger Semeru Ultra Marathon. Dan yang suka budaya, ada Upacara Kasada yang siap menanti.
“Itu paket wisata komplit. Di Bromo wisatawan bisa melihat sunrise, padang rumput savana, bukit teletubies, pasir berbisik, kawah gunung, dan masih banyak lagi. Keindahan alam, musik, budaya, sport tourism, semua ada di sana,” tambah Pitana.
Borobudur juga tak kalah wow-nya. Dari mulai marathon internasional, Photo Contest, Waisak, Musik, sampai Borobudur Nite, semuanya dipastikan siap menyapa tamu yang datang. Dan semuanya, bisa dinikmati sambil menyimak desain dan detil candi Budha terbesar di dunia yang rumit.
“Relief Borobudur sangat kaya cerita dan filosofi. Ada 2.672 ukiran relief dan 600 patung dan stupa Buddha yang ada di sana. Dan ini tak bisa ditemui di belahan dunia manapun,” lanjutnya.
Pernyataan Pitana tadi memang bukan tanpa alasan. Sebagai salah satu dari UNESCO Heritage Site, Candi Borobudur merupakan tempat wisata yang tidak biasa. Candi Budha terbesar di Dunia terlihat begitu anggun dan megah laksana bunga teratai. Tokoh-tokoh dunia pun sudah banyak yang datang ke sana.
Presiden ke-44 Amerika Serikat, Barack Obama sudah pernah menginjakkan kaki ke Borobudur. Begitu juga pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, aktor Richard Gere, pesepak bola David Beckham, Aktor hingga Charlie Chaplin. Semua pernah menapakkan kaki di candi yang megah tersebut.
Menpar Arief Yahya juga seirama. Dia menyebut pariwisata adalah soal kedekatan, proximity. Kedekatan jarak, kedekatan emosional, kedekatan budaya dan tradisi, kedekatan ideologi, dan kedekatan spiritual. Dengan Thailand, sebagai sesama ASEAN punya kedekatan dalam jarak dan budaya.
"Jka Borobudur adalah ikon pariwisata Joglosemar, lalu Bali adalah ikon Indonesia, maka Thailand adalah ikon pariwisata ASEAN. Karena itu, sudah benar jika menjaring orang Thailand untuk berkunjung ke Indonesia. Itu adalah pasar yang bisa cepat digarap dan menghasilkan wisman!" kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)