Brewer Profesional Nordic Coffee
Bicara kata mulus, asyik kali ya. Banyak imajinasi tertuang disana. Apalagi kalau kata mulus itu bersanding dengan kata yang menunjuk pada jenis kelamin (perempuan), huihhh imajinasi seketika mampu menggetarkan badan.
Mulus sebenarnya bisa bersanding dengan apa saja, tidak melulu kepada perempuan. Misal nih, jalan tol yang mulus. Itu artinya blas tanpa gronjalan. Ban mobil bisa kenceng melaju di aspal tanpa goncangan, dan seterusnya.
Mulus, bagaimana kalau ditarik ke ranah kopi? Apa ada nggronjal-nggronjal atau bagaimana. Apa dengan mulus minuman bercitarasa pahit ini mendarat di bibir, lalu melaju ke kekerongkongan, dan kemudian ditelan dengan mudah atau apa.
Jawabnya adalah kopi berada di sekeliling kita tidak semulus yang kita kira. Begitu kata Christian Widjaya Hartono, barista, owner dari Nordic Coffee, tokoh muda perkopian Indonesia, juara berbagai ajang kompetisi manual brewing dunia kopi, juri dalam berbagai kompetisi kopi dan seabrek aktivitas lain terkait kopi yang sedang digelutinya.
Sepuluh tahun terakhir "bermain" dengan kopi, Chris demikian panggilan akrabnya, tak pernah bisa melupakan bagaimana awal mula dia mengenal dunia kopi.
Kalau dikaitkan dengan kata mulus tadi, persentuhannya dengan dunia kopi boleh dibilang tak ada mulusnya sama sekali. Kaku, bahkan lucu. Lucu karena memang coba-coba dengan keminiman pengetahuan.
Mengenal kopi, kenang Chris, adalah mencoba sebuah merk kopi yang ada gambar kapal besar berikut cerobong asapnya. Kapal Api.
Bayangan enak pun melintas. Lalu lari dia masuk toko Daiso yang dikenal menjual alat kopi manual murah meriah. Jadilah kopi itu akhirnya diseduh dengan alat manual yang bentuknya seperti corong minyak.
"Itu alat tidak mengerti cara pakainya. Pokoknya begitu kopi dimasukkan langsung tuang-tuang dengan dengan air panas. Lho kok langsung habis? Heran saya, eh... ternyata belum ada paper filternya," tertawa Chris mengenang kelucuan itu.
Berikutnya percobaan kedua dilanjutkan. Kali ini sukses. Hanya sayangnya kopi serasa ada kertasnya. Darimana ya, oh rupanya paper filter lupa dibilas dengan air panas. "Ini benar-benar kapal api terburuk yang pernah dibuat orang."
Dari pengalaman buruk ini lahirlah pengalaman-pengalaman berikutnya. Mengagetkan sekaligus menyenangkan.
Secara kebetulan Chris bertemu dengan seseorang owner kopi, dan diajaklah dia mencicipi Kopi Panama Esmeralda. Huih uenaknya... Segeralah dia memikir untuk menekuni dunia manual brewing.
Bahagia rasanya saat itu. Tapi tidak berapa lama kemudian bahagia itu berubah menjadi kecut. Pasalnya, Panama Esmeralda itu harganya luar biasa. Boleh dibilang harga kopinya benar-benar selangit.
"Sempat frustasi juga sih, tapi keinginan menjadi home brewer makin menjadi tak terbendung," ungkapnya.
Berdirinya Nordic Coffee di Tunjungan Plasa Surabaya adalah awalan untuk beralihnya kemauan menjadi home brewer, brewer nomaden, ke arah brewers profesional. Tidak lagi hanya sekadar coba-coba, hobis, suka kopi, berdebat kopi, mengulik kopi, tetapi juga mencari kehidupan disana. Apakah bisa? Jawabnya adalah bisa!
Hingga sejauh ini, Christian yang belum genap 30 tahun ini, bekerja keras dan ngotot untuk menggenapi jam terbangnya sebagai brewer profesional.
Apa saja dicoba, kompetisi apa saja dilakoni. Hasilnya oke, pengalaman makin banyak, ilmu juga bisa diandalkan sebagai bekal. Dalam perjalanan itu, paling berkesan adalah ketika tahun lalu mengikuti kompetisi Indonesia Brewers Championship.
Beberapa etape dan tahapan diikutinya dengan rumit. Ternyata, pendekar kopi itu banyak. Indonesia itu tak hanya kaya soal kopi, tapi juga kata dengan barista yang mumpuni.
Hasil dari championship itu Christian finish di urutan ke tujuh. Ini sudah luar biasa, karena dirinya termasuk muka baru di ajang kompetisi bergengsi itu.
"Saya tidak berharap banyak bisa sejauh itu, urutan tujuh itu sudah luar biasa. Di ajang kompetisi itu sebenarnya saya hanya ingin mencari lebih banyak teman dan improvisasi diri saja."
"Karena itu, saat kompetisi, saya tidak memilih kopi superior seperti varietas Gesha dan alat seduh aeropress yang aslinya belum mahir menguasai," kata Christian yang cukup brilian membidik pangsa peminum kopi pemula dengan suguhan branded Kopi Koko Nakal.
Itulah kopi, sentil Chris. Banyak pengalaman tak mulus ketika berada dalam pusarannya. Tapi asyik, tapi sangat oke kok dunia ini.
Kalau tidak asyik mustahil Presiden Joko Widodo bikin statemen akan ekspor barista segala.
"Ini pernyataan penting lho buat saya, sebab belum ada lho Presiden yang langsung merespon profesi barista, mau diekspor pula," pungkas Cristian. widikamidi
Advertisement