Brand Lokal Surabaya Unjuk Gigi, Pameran Hingga Minggu 2 Oktober
Jumlah brand lokal di Surabaya disebut meningkat signifikan saat pandemi COVID-19 hingga saat ini. Sebagian dari mereka mengikuti ajang pameran M.E.Tizen Market sejak 29 September 2022, hingga 2 Oktober 2022.
Public Relation M.E Sosial Manajemen, Grace Cecilia mengatakan, ketika pandemi COVID-19 banyak orang berpikir untuk memulai sesuatu usaha ketimbang hanya di rumah saja.
"Sejak pandemi setiap tahunnya kurang lebih 100 brand lokal baru muncul. Jadi memang ini sisi terang dari pandemi, saat orang bosan di rumah saja mereka berpikir untuk membuat sesuatu," ujar Grace ditemui di Pakuwon City Mall, Jumat, 30 Oktober.
Diketahui, usaha pemain brand lokal kini banyak didominasi anak muda dari usia 27 tahun ke atas. Untuk mewadahi kemunculan brand lokal itu, pihaknya pun mengagas M.E.Tizen Market. Acara yang digelar mulai 29 September hingga 2 Oktober 2022 ini menggandeng 30 pemain brand lokal dari mulai fashion, alas kaki, kosmetik hingga makanan.
"Acara ini memang sebagai wadah mereka berekspresi dan menunjukkan produk yang mereka buat. Sebagai cacatan produk lokal saat ini tidak kalah dengan brand internasional," terangnya.
Grace menjelaskan, geliat brand lokal saat ini tak terlepas dari peran besar sosial media. Ia tak memungkiri saat ini jika ingin membuka suatu usaha, terutama brand lokal harus diimbangi aktivitas pada dunia sosial media.
"Karena media sosial itu massanya banyak dan luas. Peluang brand tersebut untuk dikenal secara luas akan lebih terbuka," imbuhnya.
Selain itu, Grace juga menyampaikan beberapa kiat-kiat bagi para pemula bila ingin membuat sebuah brand lokal. Pertama, harus diperhatikan dari segi produknya sendiri apakah bisa menjangkau target pasarnya.
Lanjutnya, kedua branding yang dibentuk harus sangat kuat, supaya suatu hari nanti bisa jadi brand paling baik di kelasnya. "Nah, untuk branding yang kuat ini memang dibutuhkan waktu dan effort yang rutin. Effort dalam artinya rutin berkegiatan promosi dan lainnya, membentuk branding memang butuh waktu bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun," tambah perempuan berusia 26 tahun ini.
Salah satu pemain brand lokal, Ken Soedjatmiko juga mengatakan, kualitas produk dan kepekaan dalam menangkap kebutuhan orang Indonesia, menjadi modal penting bagi sebuah brand lokal.
"Seperti sandal dan sepatu yang saya buat, desainnya memang disesuaikan dengan kaki orang Asia, terutama Indonesia. Karena memang mengutamakan kenyamanan," ujar owner Cortica ini.
Brand yang baru berdiri sejak 2015 ini memang mengutamakan kenyamanan alas kaki bagi masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari konsep yang diusung yakni, home to your foot. Setelah lelah bekerja lepas sepatu berganti dengan sandal yang nyaman.
"Saya berharap adanya wadah seperti ini bisa lebih membuka potensi bagi brand lokal Indonesia, khususnya Surabaya," tandasnya.
Advertisement