BPS: Wisman ke Indonesia 15,81 Juta Orang Sepanjang 2018
Badan Pusat Statistik (BPS) nasional mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami kenaikan sepanjang 2018.
Menurut BPS kenaikan itu mencapai 12,58% dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar wisman datang melalui jalur udara.
Pada durasi yang sama, arus masuk kunjungan wisman ke Indonesia tahun sebelumbya mencapai 14,04 Juta orang.
“Kunjungan wisman tetap stabil. Progresnya positif di 2018. Kenaikannya signifikan dan sangat bagus bagi perekonomian. Di tengah kondisi dunia yang labil, perekonomian ini tetap bergerak seiring rapor positif dari industri pariwisata,” ungkap Kepala BPS Suharyanto.
Wisatawan yang masuk melalui jalur udara, mendominasi kunjungan ke Indonesia. Jumlahnya mencapai 10,08 Juta orang.
Bandara-bandara besar menjadi pintu utama kedatangan wisman. Di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, wisatawan yang datang berjumlah 6,02 Juta wisman. Angka ini tumbuh positif 6,06% dari tahun sebelumnya. Sedangkan Bandara Soekarno-Hatta dengan pergerakan 2,8 Juta wisman. Jumlah ini naik 2,3% dari 2017.
“Pergerakan wisman melalui jalur udara memang dominan. Wisman sangat mengandalkan mobilitasnya dengan memakai pesawat terbang. Pergerakan ini semakin positif. Ada banyak perbaikan infrastruktur bandara yang dilakukan. Maskapai juga terus menaikan standard layanannya,” kata Suharyanto.
Dari laut, wisman yang masuk ke Indonesia sebanyak 3,22 Juta orang. Pintu laut terbesar berada di Batam, Kepulauan Riau. Dermaga di Batam total dilewati oleh 1,88 Juta wisman disepanjang 2018. Angka ini tumbuh 20,61% dari tahun sebelumnya. Strip 2 donatur terbesar adalah Tanjung Uban dengan kapasitas 523 Ribu kunjungan wisman. Jumlah tersebut naik signifikan 40,77% dari 2017.
Sedangkan 2,51 Juta wisman, masuk melalui pintu crossborder. Pintu crossborder terbesar berada di Jayapura, Papua. Jumlah total dari pergerakan wisman mencapai 104 Ribu orang. Pergerakan besar 85 Ribu wisman juga terjadi melalui pintu crossboder Atambua, Nusa Tenggara Timur. Jumlah ini surplus hingga 34%.
Suharyanto meyakini pergerakan wisman akan terus terkoreksi positif.
“Dengan profil pariwisata Indonesia yang bagus, kami yakin arus wisman akan terus meningkat. Sebab, pariwisata adalah treatment utama untuk mendorong perekonomian nasional. Dengan begitu akan ada value bagus bagi kesejahteraan masyarakat luas,” lanjutnya.
Mengacu status kewarganegaraan, Wisman terbanyak yang berkunjung ke Indonesia berasal dari Malaysia. Jumlahnya mencapai 2,5 juta orang. Berikutnya wisatawan Tiongkok dengan jumlah 2,14 juta orang. Singapura berada di urutan 3 dengan angka kunjungan 1,77 Juta orang.
Suharyanto menambahkan, dinamika pergerakan wisman masih positif.
“Sejauh ini dinamika wisman masih bagus. Naik-turun itu hal wajar. Hal ini tentu akan menjadi bahan evaluasi bagi Kemenpar. Namun, yang terpenting adalah over all-nya naik signifikan. Semua lini masuk wisman juga menjanjikan. Kami optimistis, pariwisata Indonesia akan semakin cerah di 2019,” ujarnya.
Mengacu target 2018, pariwisata dipatok berkontribusi 5,25% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Devisanya berada di angka Rp223 Triliun. Untuk penyerapan tenaga kerja diproyeksikan 12,6 Juta orang.
“Sektor pariwisata ini sangat potensial. Kami berharap banyak, sektor ini akan terus tumbuh. Sebab, optimalisasi pasar juga terus dilakukan di mancanegara,” terang Suharyanto lagi. (*)