BPB Linmas Selamatkan Balita Terikat di Tambaksari Surabaya
Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya menyelamatkan seorang balita bernama Andra. Bocah berusia 18 bulan ini ditemukan terikat tali tambang di sebuah bangunan liar di atas saluran air Jalan Putro Agung II, No. 40, Tambaksari, Surabaya, pada Sabtu 3 Agustus 2019 pukul 15.15 WIB.
Andra ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Ia bertelanjang dada dan hanya mengenakan popok. Tangan kanannya terikat tali tambang. Warga sekitar yang melihat kejanggalan itu langsung melaporkan ke Command Center 112 milik Kota Surabaya.
Setelah mendapat laporan warga, Petugas dari BPB Linmas Surabaya langsung menuju ke lokasi kejadian. Andra pun dibebaskan dari ikatan tali tambang yang dikaitkan pada kayu rangka dinding bangunan.
Usut punya usut, kondisi Andra tersebut karena kelakuan ayah kandungnya sendiri. Pria berinisial WDD, usia 61 tahun itu diduga mengalami gangguan jiwa.
Saat BPP Linmas mencoba menyelamatkan Andra dan mengevakuasi dari lokasi 'penyiksaan', petugas mendapat perlawanan keras dari WDD. Bahkan WDD berteriak-teriak dan mendorong petugas agar tak mendekati Andra.
Kepala BPB Linmas Surabaya Eddy Christijanto membenarkan adanya penyelamatan balita oleh timnya. Selain itu, Eddy juga membenarkan adanya perlawanan dari WDD saat BPB Linmas berusaha membawah Andra.
“Iya benar, kami di telepon warga. Anaknya mau kami bawa sama bapaknya tidak boleh. Marah-marah ya diduga ODGJ (orang dalam gangguan jiwa). Tapi ya alhamdulillah bisa diselamatkan,” ungkap Eddy kepada ngopibareng.id, Senin 5 Agustus 2019 melalui sambungan telepon.
Setelah menyelamatkan Andra, tim BPB Linmas Pemkot membawanya ke kantor BPB Linmas di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Bocah tersebut dimandikan dan diberikan pakaian yang lebih layak. Selanjutnya, Andra diserahkan ke pihak Kampung Anak Negeri Dinas Sosial Kota Surabaya di Jalan Wonorejo Timur No. 130, Rungkut.
Namun, Eddy mengatakan, kini Andra telah dijemput oleh ibunya dan dibawa pulang untuk kembali ke pangkuan keluarga. Menurut Eddy berdasar cerita dari sang ibu, Andra berada di bawah asuhan sang ayah, karena ibunya tak tahan dengan kelakukan WDD.
Ibu Andra ingin membawa putranya berkumpul dengan 6 kakaknya. Pasangan tersebut mempunyai 7 anak. Namun WDD menolak dan marah-marah. Andra pun berada di asuhan sang ayah hingga ditemukan warga dalam kondisi terikat.
“Sekarang sudah dibawa ibunya. Kayaknya ayah ibunya pisah, nah ibunya pingin bawa si Andra biar kumpul karena punya 7 anak kan termasuk Andra. Tapi bapaknya kan ODGJ, karena marah-marah terus jadi ibunya merelakan Andra dirawat sang ayah. Nggak tahunya jadi gini,” pungkasnya.
Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya akan terus mengawasi kondisi Andra meskipun sudah berada di asuhan sang ibu. Sedangkan WDD diserahkan ke Liponsos Keputih Surabaya untuk dirawat oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Advertisement