Awas...Jajan Takjil Masih Ditemukan Bahan Berbahaya bagi Tubuh
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya bersama dinas kesehatan kota dan provinsi mengelar kegiatan pengawasan produk jajanan untuk buka puasa pada pedagang kaki lima (PKL) di area Bundaran ITS Surabaya, Senin, 20 Mei 2019.
"Kami berjejaring dengan petugas keamanan pangan daerah dan dinas kesehatan kota dan provinsi melalukan sidak makanan takjil. Kegiatan ini bertujuan untuk kepuasan dan keamanan masyarakat dalam memperoleh makanan yang sehat saat buka puasa," ujar Kepala Balai Besar I Made Bagus Gerameta, di Surabaya.
I Made menjelaskan, ada 25 sample yang diambil dari para pedagang yang akan langsung diperiksa. Untuk kriteria makanan yang dijadikan sample ialah makanan yang kami curigai seperti kalau boraks biasanya untuk bahan pengenyal seperti di jajan pentol atau mie. Kalau pewarna rhodamin B biasanya digunakan untuk pewarna sirup atau saus. Formalin biasanya untuk pengawet makanan.
Setelah dilakukan pemeriksaan dari sample tersebut, didapatkan beberapa makanan mengandung bahan kimia berbahaya yaitu, ditemukan satu sample cincau, dua sample kerupuk yang mengandung boraks dan satu sample es sirup yang mengandung pewarna rhodamin B.
Untuk upaya tindak lanjut dari temuan ini, Made mengungkapkan, tentu pedagang terkait akan mendapatkan sosialisasi tentang bahaya penggunaan bahan-bahan kimia tersebut.
"Pengusaha ada tiga macam ada yang tidak tahu. Ada yang pura-pura tidak tahu dan menambahkan bahan kimia tersebut, serta ada yang tidak mau tahu. Mereka akan ditindak tentunya dengan melibatkan dinas terkait," katanya.
Kepala Bidang Sumber Daya, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Ina Mahanani mengungkapkan, akan ada upaya pembinaan kepada pada pedagang tentang penggunaan zat-zat berbahaya tersebut.
"Tentu akan ada pembinaan untuk para pedagang tentang bahaya zat tersebut. Agar masyarakat juga mendapatkan makanan sehat dan terjamin aman saat berbuka puasa," katanya.
Untuk diketahui, zat-zat kimia berbahaya yang masuk ke tubuh melalui makanan tentunya akan berakibat buruk kesehatan di kemudian hari. Misalnya, pewarna rodhamin B bila terus dikonsumsi oleh tubuh juga dapat memicu kanker di kemudian hari. (pts)
Advertisement