Jajan di Sekitar Masjid Al Akbar Masih Ada yang Mengandung Boraks
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya masih menemukan pedagang makanan takjil di sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya yang menggunakan campuran bahan terlarang. Campuran bahan terlarang untuk makanan yang paling sering ditemukan adalah penggunaan boraks.
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Surabaya telah melakukan pengambilan sample sebanyak 15 makanan yang dijual di sekitar Masjid Al Akbar, pada Senin, 11 April 2022, lalu, yang kemudian langsung dilakukan uji coba.
"Kami lakukan pengujian dan random sampling pada 15 makanan dan minuman di sekitar Masjid Al Akbar. Hasilnya, 8 positif mengandung boraks," kata Kepala BBPOM Surabaya, Rustyawati, Rabu, 13 April 2022.
Rustyawati mengatakan, beberapa makanan dan minuman yang diuji itu, batagor, kerupuk pulí semanggi, kerupuk ikan, es cao, mutiara merah, harum manis, sosis bintang, kerang tumis, tahu serta siomay.
"Temuan boraks positif di kerupuk pulí semanggi, es cao, kikil dan lontong," jelasnya.
Rustyawati menyebut pihaknya sengaja memilih makanan dan minuman tersebut karena dirinya sering kali menemui kandungan bahan berbahaya terkandung di dalamnya.
"Pengujian ini dilakukan untuk mencegah adanya kandungan bahan berbahaya dalam makanan yang dikonsumsi warga Surabaya," ucapnya.
Kata Rustyawati, pengujian rutin BBPOM tersebut rutin dilakukan setiap tahunnya, di berbagai kota. Dia berharap agar masyarakat lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan.
"Pengujian ini untuk pantauan dan antisipasi. Setelah ini kami akan sertifikasi dan rekomendasi ke Dinkes untuk sosialisasi dan edukasi," ujar dia.
Sementara itu, Sub Koordinator Kefarmasian Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Surabaya, Umul Jariyah mengatakan telah mendapatkan surat rekomendasi dari BBPOM Surabaya terkait temuan bahan berbahaya di makanan.
"Dinkes dapat surat dari BBPOM, kami edukasi ke pedagang. Kami beritahu dan beberapa bulan lagi akan sampling ulang," kata Umul.
Oleh karena itu, kata Umul, Dinas Kesehatan Kota Surabaya bakal membina para pedagang agar tidak menggunakan bahan berbahaya. Sebab hal tersebut sangat merugikan masyarakat sebagai pembeli.
"Ini program baru sekali dari pusat, akan ditempeli stiker, untuk menegaskan keikutsertaan mereka di pemeriksaan laboratorium dan hygiene sanitasi. Kalau masih pakai, kami akan sosialisasi lagi," tutupnya.