BPOM Lakukan Analisis Terbaik untuk Vaksin Covid-19
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan observasi pengamatan jalannya uji klinis fase 3 terhadap vaksin Covid-19. Kepala Badan POM Penny Lukito mengatakan hal itu bertujuan memastikan aspek keamanan termasuk juga khasiat dan efektivitas.
"Sekarang kita sedang berproses untuk observasi pengamatan untuk melihat aspek keamanannya, terutama khasiat dan efektifitasnya. Itulah kenapa kita akan keluarkan Emergency Use Authorization (EUA). Untuk mendapatkan efikasi hanya cukup 50%. Kalau vaksin itu umumnya adalah 70%," kata Penny dalam dialog yang dipandu Juru Bicara Pemerintah, dr Reisa Brotoasmoro, melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 8 Desember 2020.
Lanjut Penny, dalam menerbitkan perizinan, BPOM mengikuti standar internasional berdasarkan referensi dari Wolrd Health Organization (WHO) dan merujuk Food and Drug Administration (FDA) atau juga disebut regulator di negara lain yang bagus juga evaluasinya seperti di Indonesia.
Sebelumnya, Badan POM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Sudah ada beberapa obat yang mendapat izin dari Badan POM. Yaitu favipiravir obat untuk kondisi pasien Covid-19 ringan sampai sedang dan remdesivir obat untuk pasien dengan kondisi yang berat.
Selain itu, Badan POM bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), PT Bio Farma dan Kementerian Kesehatan telah melakukan inspeksi langsung ke Cina, salah satu negara asal vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia. Gunanya, untuk memastikan kehalalan vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat.
"Alhamdulillah, kalau di aspek mutu itu sudah memenuhi aspek cara produksi obat yang baik. Tidak ada efek samping yang kritikal. Dari aspek keamanan sudah baik, sekarang aspek efektivitas, dan khasiat yang kita tunggu," ujarnya.
Data uji klinis, para ilmuwan mengambil sampel darah para relawan dan dianalisa di laboratorium. Untuk melihat seberapa besar vaksin itu memberikan peningkatan antibodi pada manusia. Karena ada standar yang harus dicapai agar vaksin itu efektif. Dan juga kemampuan vaksin untuk menetralisir virus yang menyerang tubuh manusia.
Penny meyakinkan, bahwa pemerintah hanya akan memberikan vaksin yang bermutu, berkhasiat dan aman. Untuk itu, memang dibutuhkan waktu agar pemerintah mendapatkan data yang cukup dan BPOM baru aakn mengeluarkan Emergency Use Authorization .
"Dan kami juga tentunya akan menganalisa dengan para expert (ahli) dan dokter-dokter ahlinya," kata Penny.
Pada kesempatan yang sama, Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro, berharap masyarakat sabar menunggu. Namun, sembari datangnya vaksin, masyarakat bisa melakukan cara sederhana, yaitu dengan terus disiplin menerapkan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. "Agar upaya pencegahan kita dapat optimal," pesan Reisa mengakhiri dialog.