BPN Anggap Deklarasi Dukungan Jokowi Rekayasa Tim Kreatif
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi, menilai pernyataan kubu Jokowi yang mengklaim semua purnawirwan TNI-Polri, alumni perguruan tinggi, ulama dan para habaib mendukung Jokowi, merupakan propaganda dan sebuah kesombongan.
Koordinator juru bicara BPN Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan kubu Jokowi sedang bermimpi seakan-akan sudah pasti menang, dengan melihat ramainya deklarasi di beberapa daerah. Padahal itu adalah dukungan rekayasa yang dilakukan oleh tim kreatif untuk menyenangkan Jokowi yang mulai panik, akibat menurunnya elektabilitas Jokowi dari hari ke hari.
"Prabowo-Sandi punya strategi sendiri untuk memenangkan Pilpres tanpa membohongi rakyat dengan propaganda palsu," kata Dahnil, kepada ngopibareng.id Senin 11 Januari 2019.
Salah satu strategi Jokowi adalah mendekati pemilih dengan hati. BPN Prabowo mengakui Jokowi ingin pamerkan kehebatannya dengan membangun infrastruktur jalan tol trans Jawa, kemudian trans Papua yang sekarang dihentikan pembangunannya menyusul terjadinya insiden penembakan terhadap pekerja proyek yang sedang membangun jalan.
Tapi jalan tol dinilai tidak ada manfaatnya buat rakyat kecil apalagi uangnya hutang. Karena yang boleh lewati jalan tol ini hanya kendaraan roda empat dan untuk perjalanan dari Jakarta ke Surabaya harus membayar sekitar Rp 600 ribu. Kalau lewat tol gratis itu baru hebat katanya.
Lalu mobil Esemka yang katanya akan diproduksi secara besar besaran pada bulan Desember sebagai mobil nasional. "Apa rakyat mau dibohongi seperti Mobil Esemka? Kebohongan yang melambungkan nama Jokowi," tanya Dahnil.
Dahnil juga menyinggung Proyek KA cepat bohongan Jakarta-Bandung yang saham mayoritasnya (90 persen) diserahkan pada investor Cina, sedang 10 persennya Indonesia. Awalnya komposisi sahamnya Indonesia 60 persen Indonesia, sedangkan 40 persen Cina.
Sebelumnya, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Jokowi-Ma'ruf Amin mengklaim pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 01 akan menang mutlak di Pilpres April 2019. Keyakinan ini merujuk pada hasil lembaga survei yang seluruhnya memenangkan Jokowi dengan selisih yang cukup mencolok. Selain itu, keyakinan ini terbangun karena membanjirnya dukungan kepada petahana. (asm)