BPJS Kesehatan Skrining Riwayat Kesehatan Pelajar-Guru Banyuwangi
Puluhan pelajar SMA dan guru di Banyuwangi mengikuti skrining riwayat kesehatan yang digelar BPJS Kesehatan Banyuwangi. Tujuannya untuk mengetahui potensi risiko berbagai macam penyakit. Sehingga bisa dicegah sedini mungkin.
Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banyuwangi, Titus Sri Hardianto mengatakan, BPJS Kesehatan Kantor Cabang Banyuwangi gencar melakukan skrining riwayat kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kegiatan ini sudah digelar pada Rabu, 4 Oktober 2023 dengan menggandeng Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur di Banyuwangi.
“Kali ini, yang menjadi fokus utama adalah pelajar serta pengajar yang ada di lingkungan sekolah menengah atas dan sederajat,” jelasnya, Kamis, 5 Oktober 2023.
Skrining riwayat kesehatan ini, lanjutnya, memang dikhususkan pada peserta JKN yang usianya di atas 15 tahun. Tujuannya, untuk mengetahui sedini mungkin risiko penyakit diabetes mellitus, hipertensi, ginjal kronik dan Jantung Koroner. “Sehingga dapat dicegah sebelum terjadinya penyakit,” tegasnya.
Dia mengajak seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) se-Kabupaten Banyuwangi agar bisa melakukan skrining riwayat kesehatan di satuan kerjanya masing-masing.
Titus menjelaskan, skrining riwayat kesehatan bisa dilakukan melalui aplikasi mobile JKN, website BPJS Kesehatan, scan barcode, Chat Assistant JKN (Chika) atau bisa langsung datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). “Skrining riwayat kesehatan ini bisa dilakukan dengan beberapa cara dan tentunya tidak membutuhkan waktu lama,” terangnya.
Kepala Seksi Sekolah Menengah Atas Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Banyuwangi Arief Ainur Rozie mengatakan, dengan adanya skrining riwayat kesehatan ini, para peserta JKN bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
“Kuncinya adalah harus menerapkan pola hidup sehat, hal ini tentunya selaras dengan apa yang dicanangkan BPJS Kesehatan yaitu tentang skrining riwayat kesehatan. Di situ kita bisa tau apa saja yang harus dihindari dan apa saja yang harus di lakukan,” katanya.
Arief mengaku sudah merasakan manfaat Program JKN. Kala itu dirinya harus keluar masuk meja operasi karena ada gangguan pada ginjalnya. Sehat itu mahal, tapi dia menegaskan, sakit itu jauh lebih mahal. Sebab, saat sehat orang masih bisa memilih. Tapi kalau sakit itu kita sudah tidak ada pilihan. "Sebagai contoh, saya itu sudah 7 kali naik ke meja operasi dan itu semua biayanya sudah ditanggung sama BPJS Kesehatan,” ungkapnya.
Advertisement