BPJN XVII Gelar Doa untuk Rekan Sejawat dalam Tragedi Nduga
Kabar duka yang menimpa 31 pekerja Trans Papua di Nduga, Provinsi Papua, jadi penguat betapa berat tanggung jawab dan beban dalam pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan di pulau paling timur Indonesia ini. Pengorbanan jiwa demi membuka akses wilayah terisolir masih direspon negatif beberapa pihak.
Raut sedih masih terpancar dari Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVII Manokwari Papua Barat, DR Ir Yohanes Tulak Todingrara ST,MT ketika ditemui di ruangannya, Rabu 5 Desember. Kendati tidak termasuk dalam wilayah kewenangannya, tragedi Nduga tak urung mencuatkan rasa kepedulian sebagai sesama lembaga di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Tadi pagi kita menggelar ibadah penguatan teman-teman sejawat kami di BPJN XVIII. Semoga masih ada yang selamat. Saat ini kan masih belum ada kejelasan. Semoga keluarga pekerja yang masih belum pasti kabarnya juga kuat menghadapi ujian ini," kata Yohanes Tulak.
Yohanes Tulak berharap ada mukjizat bagi sejawat seperjuangan. Proses pencarian yang kini tengah dilakukan aparat keamanan juga terus dipantau. "Sekali lagi kami berharap ditemukan dan dalam kondisi selamat. Sedangkan untuk penanganan Trans Papua di wilayah XVII tetap berjalan sesuai rencana," tambahnya.
Dalam ibadah yang dipimpin Pendeta Melanton Luden, diikuti sekitar 50 pegawai ASN maupun honorer yang ada di lingkup BPJN XVII Manokwari. Ada informasi juga jika di petugas yang ada di lapangan juga menggelar acara serupa menurut keyakinan agama masing-masing. (gem)