BPCB Jatim Sebut Relief Saulah di Banyuwangi Seni Kontemporer
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur (Jatim), Wicaksono Dwi Nugroho, menilai pahatan relief Saulah di sekitar kawasan bukit Sumber Kuro, Dusun Serampon, Desa Segobang, Kecamatan Licin, Banyuwangi, merupakan seni kontemporer.
Wicaksono mengatakan tak ada muatan sejarah apapun yang ada pada pahatan relief Saulah tersebut. "Saya melihatnya lebih ke seni kontemporer ya," tuturnya pada Rabu 11 Maret 2020.
Relief Saulah sendiri diyakini warga sekitar dibuat oleh seseorang yang bernama Saulah, berusia sekitar 30 tahun. Tidak seperti relief pada candi, terang Wicaksono yang dibuat sejak masa purbakala dan memiliki pijakan sejarah yang kuat.
"Dari pandangan saya sebagai arkeolog tidak ada muatan sejarahnya. Tidak seperti pahatan relief pada candi," ujarnya.
Wicaksono juga menilai, meski pada pahatan relief Saulah tersebut digambarkan ada raja dan ratu tidak serta-merta memuat unsur sejarah di kawasan tersebut. Ia melihat bahwa pahatan relief tersebut tak lebih dari karya individu dari Saulah sendiri.
Seperti diberitakan oleh Ngopibareng.id sebelumnya, sosok Saulah sendiri yang diyakini pembuat relief tersebut dikenal sebagai sosok yang mempelopori anak seusianya untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Menurut Edi Sugiono, 29 tahun, tetangga Saulah di Dusun Serampon, Desa Segobang, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Saulah kala itu sudah sekolah di SMA di Banyuwangi. Padahal saat itu, di kampungnya belum ada anak-anak seumurannya yang sekolah hingga setinggi itu.
Untuk diketahui, di Bukit Sumber Kuro terdapat relief yang diyakini dibuat oleh Saulah. Keyakinan ini didasarkan adanya relief bertuliskan Saulah dalam huruf Arab gundul dan aksara modern. Relief tersebut menggambarkan pasangan raja dan ratu. Ada juga tangga yang pada ujungnya terdapat relief bunga melati. Relief ini ditemukan warga pada pertengahan tahun 2019.