BPCB Jatim Ekskavasi Candi Songgoriti
Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan ekskavasi pada Candi Songgoriti di Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Proses ekskavasi dilakukan sejak 10 November, dan bakal berjalan hingga 19 November 2021 nanti.
"Target kami adalah untuk mengetahui bentuk dan keruangan dari Candi Songgoriti ini," kata Ketua Tim Ekskavasi Penyelamatan Situs Candi Songgoriti BPCB Jawa Timur, Muhammad Ichwan, Rabu, 17 November 2021.
Hasil ekskavasi sejak hari pertama hingga saat ini, BPCB telah membuka sebanyak 22 kotak gali. BPCB kemudian menemukan adanya sudut barat laut dan sudut tenggara dari batur bangunan Candi Songgoriti.
"Setelah membuka 22 kotak gali itu, ditemukan batur di sisi utara dan timur. Saat ini, kami mencoba mencari di sisi selatan dan barat. Untuk batur sisi selatan, hingga kemarin itu masih belum kami dapatkan. Saat ini sedang mencari batur sisi barat," ujarnya.
Pihaknya masih berupaya mencari luasan Candi Songgoriti. Sehingga perlu dilakukan ekskavasi maupun pendataan hingga survei permukaan untuk mengetahui keluasan dari situs ini.
Di sisi lain, Ichwan menyebutkan bahwa Candi Songgoriti sebelumnya berfungsi sebagai tempat pemujaan atau ritual agama Hindu. Selain itu, secara arsitektural, bangunan Candi Songgoriti mencerminkan Kerajaan Mataram Kuno.
"Keistimewaan dari Candi Songgoriti tersebut karena dibangun di dekat dengan sumber air panas dan dingin. Itu keistimewaannya. Di sini, berdasarkan aristekturalnya mencerminkan Jawa Tengah, Mataram kuno. Dari pendapat para ahli ini dibangun pada abad 9-10 Masehi," jelasnya.
Sebagai informasi, Candi Sanggariti atau Songgoriti adalah sebuah candi yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia. Candi ini berada di dekat satu sumber air panas, yang di sekitarnya terdapat tempat outbound Malang, dan juga pasar wisata.
Candi Songgoriti adalah candi tertua di Jawa Timur yang belum diketahui secara pasti kapan masa pembangunannya. Diduga berasal dari masa pemerintahan Mpu Sindok, yakni sekitar abad ke 9 sampai 10 Masehi ketika perpindahan kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Sebagian tubuh candi berasal dari batu andesit dan yang dapat disaksikan saat ini merupakan bagian kaki candi. Candi Songgoriti berukuran 14,36 x 10 meter, tinggi 2,44 meter.
Terdapat relung atau cekukan pada tubuh candi yang digunakan untuk tempat berdirinya arca. Cekukan di sebelah timur adalah tempat untuk arca Ganesha yang kini arcanya tinggal sebagian.
Sebelah utara sudah tidak memiliki arca karena hilang, dan relung barat arcanya sudah tidak menempel, tapi tersimpan di lingkungan candi. Arca tersebut adalah arca Agastya yang merupakan wujud lain Dewa Siwa.
Karena bukti-bukti dari arca tersebut menunjukkan jika Candi Songgoriti merupakan bangunan candi yang bersifat Hindu beraliran Siwa. Di tengah candi terdapat lubang sampai dasar candi yang terisi air.
Pada sisi sebelah timur candi terdapat mata air panas yang berwarna kuning, yang berarti air tersebut mengandung belerang.
Menurut cerita rakyat setempat, dahulu lokasi candi tersebut merupakan kawah dari gunung berapi yang mengeluarkan air panas. Akhirnya datanglah Mpu Supo yang membangun candi di atas kawah tersebut, sehingga airnya tidak mengalir ke mana-mana.
Candi ini pertama ditemukan pada tahun 1799 oleh Van ijsseldijk, lalu diperbaiki oleh arkeolog Belanda pada 1849 oleh Rigg dan Brumund pada tahun 1863. Renovasi besar-besaran dan inventarisasi dilakukan oleh Knebel pada tahun 1902 dan berlangsung pada tahun 1921 sampai 1938.
Advertisement