BPBD sebut Banjir Solo hampir sama dengan Peristiwa 2007
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Nico Agus Putranto menyebut banjir yang melanda sejumlah wilayah di kota itu, Kamis, 16 Februari 2023, hampir sama dengan banjir 2007.
Berdasarkan analisis Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), banjir di Kota Solo tidak didominasi air dari pembukaan pintu spillway atau limpasan air Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri, melainkan karena hujan lebat yang merata di wilayah Solo Raya khususnya Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali.
"Intensitas hujan yang cukup tinggi itu membuat banyak sungai meluap," jelasnya.
Nico mengatakan, pihaknya mengusulkan kepada Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka agar ditetapkan status darurat bencana banjir Kota Solo. Penetapan status itu direncanakan berlaku hingga tujuh hari.
"Biasanya status darurat banjir hanya berlangsung tiga hari. Tapi karena kondisi yang belum menunjukkan adanya penurunan potensi, kita berencana menetapkan status darurat bencana hingga tujuh hari," tandasnya.
Nico juga melihat masih adanya ancaman dari kondisi tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo yang turun, namun masih siaga merah hingga Jumat sore kemarin. Berdasarkan data BPBD Kota Solo, jumlah warga yang terdampak banjir sebanyak 21.846 jiwa di 16 kelurahan di empat kecamatan Kota Solo. Sekitar 4.400 orang mengungsi.