BPBD se-Jatim Gelar Peralatan di Banyuwangi, Kepala BNPB: Pastikan Kesiapsiagaan dan Tingkatkan SDM
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan kegiatan 'Gelar Peralatan' seluruh BPBD di Provinsi Jawa Timur, Minggu, 14 Juli 2024. Kegiatan ini untuk memastikan kesiapsiagaan peralatan dan logistik penanganan bencana sekaligus peningkatan kemampuan sumber daya manusia seluruh personel BPBD di Jawa Timur dalam penanganan bencana.
Kepala BNPB, Letjend TNI Suharyanto menyatakan, Gelar Peralatan ini adalah kerja sama BNPB dengan Pemprov Jawa Timur (Jatim) dan Pemkab Banyuwangi. Dalam kegiatan ini, seluruh Kalaksa BPBD Jatim dikumpulkan di Pantai Boom, Banyuwangi.
"Kita mengadakan acara gelar peralatan dan logistik di seluruh Jawa Timur. Kegiatan ini berisi berbagai hal untuk meningkatkan kemampuan dan kelengkapan dari fasilitas penanggulangan bencana yang ada di Jawa Timur," jelasnya
Gelar Peralatan ini diisi berbagai kegiatan, diantaranya lomba memasang tenda, lomba mengatasi ketika terjadi bencana di air. BNPB, menurut Suharyanto, juga menyerap aspirasi dengan para Kalaksa BPBD yang hadir.
"BNPB juga memberikan bantuan baik bersifat peralatan maupun anggaran operasional," tegasnya.
Suharyanto menyebut, saat ini puluhan kabupaten dan kota di Jatim sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan. Sebab, beberapa kota di Jatim sudah masuk musim kemarau meski di provinsi lain masih ada banjir, masih banyak hujan deras. Bahkan ada beberapa wilayah di Jatim sudah ada yang selama 45 hari tidak hujan.
Menurutnya, semua sepakat bencana itu adalah kejadian yang berulang-ulang dan tidak tiba-tiba. Kegiatan ini, kata Jenderal Bintang dua ini, diantaranya untuk meningkatkan kewaspadaan, kesiapan dan kesiapsiagaan dalam mengahadapi musim kemarau.
"Dimulai dengan kesiapan di bidang peralatan dan perlengkapan serta logistik," tegas Suharyanto.
Agenda ini salah satu tujuannya adalah meningkatkan kemampuan dan kualitas SDM. Karena anggota BPBD adalah pejuang kemanusiaan, ketika masyarakat Jatim menderita, petugas BPBD yang harus di depan.
"Sehingga kemampuannya harus ditingkatkan," imbuh Suharyanto.
Program peningkatan kemampuan personel ini, menurutnya, juga dilakukan Penjabat Gubernur Jawa Timur. Di tingkat pusat, juga dilakukan pendidikan di Pusat Pendidikan dan Latihan BNPB secara rutin. Setiap tahun, setidaknya ada tujuh jenis pendidikan.
Mengenai peralatan, menurut Suharyanto, peralatan BPBD di-update berdasarkan jenis bencana. Jatim, yang menonjol adalag bencana vulkanologi. Seperti gunung meletus. Gunung Semeru menurutnya, setiap tahun pasti meletus. Kemudian ada bencana hidrometeorologi yakni banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan. setiap tahun juga ada di Jawa Timur. Ada juga gempa bumi tsunami.
BNPB juga punya program untuk geologi di Pacitan, Malang selatan, Blitar, ada peringatan dini tsunami. Beberapa kali BNPB telah melakukan gladi latihan di Pacitan untuk mitigasi potensi megatrust yang disampaikan para ahli. Di sana juga dipasang alat BMKG yang canggih. Sehingga apabila terjadi gempa bumi tsunami ada peringatan awal pada masyarakat.
"Masyarakat di sepanjang pantai ada namanya program Desa tangguh bencana sehingga dia tahu kalau tejadi bencana dia harus kemana. Mudah-mudahan tidak terjadi bencana," ungkapnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono mengatakan, kegiatan ini kali pertama kolaborasi dilakukan gelar peralatan dan logistik yang dimiliki. Baginya, ini sangat penting. Karena sistem manajemen logistik dan peralatan itu sangat menentukan keberhasilan.
"Sangat menentukan apakah upaya penanganan bencana ketika darurat itu berhasil atau tidak adalah kesiapan dari logistik dan peralatan, di samping kemampuan dari SDM," tegasnya.
Dengan kegiatan ini, lanjutnya, bisa diukur bagaimana kesiapan dari masing-masing kabupaten. Bila ada yang kurang, menurutnya, akan menjadi perhatian BPBD Provinsi dan BNPB untuk bisa melengkapi.
Untuk meng-update peralatan, dirinya juga memantau semua informasi tekhnologi kebencanaan. Terbaru, dirinya ke Jepang untuk melihat peralatan yang terkait dengan tekhnologi informasi untuk vulkanologi.
Tahun ini, Jawa Timur bencananya berkurang. Namun hal ini tidak membuat lengah. Kesiapsiagaan terus dilakukan, mitigasi, gladi lapang, exercise, semua dilakukan.
"Kita tidak tahu bencana akan terjadi, Jawa Timur semua harus tetap berjalan dengan baik, siaga terus," ujarnya.