BPBD Kediri Waspada Bencana Puting Beliung, Banjir, dan Longsor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Provinsi Jawa Timur mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi. Di antaranya puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Sejumlah nyawa melayang akibat bencana hidrometerologi di Kediri.
"Setiap tahun selalu dihantui angin puting beliung. Tahun lalu dua korban meninggal di Sumber Jiput (wisata Sumber Jiput, Lingkungan Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri) karena tertimpa pohon tumbang, tahun sebelumnya satu meninggal. Ini yang perlu diwaspadai," kata Kepala BPBD Kota Kediri Syamsul Bahri di Kediri, Rabu, 18 November 2020.
Ia mengatakan potensi bencana memang perlu diwaspadai. Untuk itu, kesiapsiagaan dari semua pihak juga sangat diperlukan. "Jadi, ini yang perlu diwaspadai. Walaupun relatif aman, bencana tidak bilang-bilang, selalu ada kemungkinan terjadi, makanya ini perlu kesiapsiagaan bencana," kata dia.
Ancaman bencana yang disebabkan cuaca lainnya, lanjut dia, adalah banjir. Namun, di Kediri lebih bersifat genangan. Air menggenang saat hujan deras turun. Baru sekitar 3-6 jam genangan itu surut. Hal ini terjadi, karena drainase di Kota Kediri sudah jauh lebih bagus. Selain itu, ia mengatakan ancaman tanah longsor juga berpotensi terjadi di sekitar Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, karena berbatasan dengan pegunungan.
Pihaknya juga sudah memberikan surat ke Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri agar secepatnya melakukan pemangkasan dahan pohon untuk mengantisipasi pohon tumbang, sehingga mencegah terjadinya bencana. "Kami sudah surati DLHKP. Kami hanya bisa memberikan masukan untuk potensi pohon yang tumbang yang bisa menimbulkan korban dan kami berikan saran untuk memangkas pohon yang rawan tumbang, yang kondisi akarnya tidak kuat," kata dia.
Untuk titik, Syamsul mengatakan tersebar di sejumlah titik wilayah Kota Kediri misalnya Kelurahan Ngronggo, Kelurahan Burengan dan sejumlah lokasi lainnya. Pihaknya juga sudah mengadakan apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi. Apel itu melibatkan berbagai pihak baik dari TNI/Polri, PMI, relawan dan berbagai pihak lainnya.
Ia berharap dengan apel kesiapsiagaan tersebut nantinya seluruh pihak akan siaga jika terjadi bencana alam. Sinergisitas juga diperlukan dalam menanggulangi bencana alam tersebut. "Sinergisitas yang kami bangun selama ini tentunya menjadi lebih baik, sehingga setiap ada kejadian bisa respon dengan cepat," katanya. (Ant)