BPBD Jember Catat 46 Rumah Rusak Akibat Gempa 5,1 SR
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember masih melakukan asessmen terkait dampak gempa berkekuatan 5,1 skala richter, yang mengguncang Jember, Kamis, 16 Desember 2021.
Berdasarkan data hingga Jumat, 17 Desember 2021 siang, diketahui sudah ada 46 rumah yang rusak akibat gempa.
“Data terakhir yang kami terima ada 46 rumah dan fasilitas umum yang rusak. Tingkat kerusakannya beragam mulai dari ringan, sedang dan berat,” Kata Kepala BPBD Jember Sigit Akbari, Jumat, 17 Desember 2021.
Sebanyak 46 rumah dan fasum yang mengalami kerusakan akibat gempa itu tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Puger, Ambulu, Wuluhan, Temporejo,Silo, dan Sukorambi. Rumah warga paling banyak mengalami kerusakan terjadi di Kecamatan Ambul, mencapai 33 rumah.
Berdasarkan struktur bangunan, 46 rumah yang rusak itu mayoritas bangunan permanen dan sebagian semi permanen. Kebanyakan rumah yang ambruk memiliki struktur bangunan yang tidak kuat menahan guncangan, sebagian ambruk karena memang kondisi bangunan sudah lapuk dimakan usia.
“Hasil asessmen sementara rumah yang ambruk itu memiliki struktur bangunan yang kurang kuat. Kami tidak menemukan adanya sloof pada bangunan yang rusak akibat gempa kemarin, sehingga tidak kuat terhadap guncangan,” jelas Sigit.
Sigit memastikan gempa yang mengguncang Jember kemarin tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Hanya ada beberapa korban yang mengalami luka ringan dan terkilir akibat tertimba plafon dan genting.
Bentuk Tim Jitupasna
BPBD Jember sudah membentuk Tim Jitupasna atau pengkajian kebutuhan pasca bencana. Tim itu ditugaskan untuk mendata segala kebutuhan korban pasca bencana gempa kemarin, sehingga data itu akan dijadikan dasar untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan korban.
Untuk saat ini, pemilik rumah yang ambruk menempati rumah terdekat. Biasanya korban memang tinggal berdekatan bersama sanak saudaranya.
“Mereka biasanya bertetangga bersama sesama saudara. Mereka direlokasi ke rumah terdekat bagi korban yang rumahnya tidak bisa ditempati,” lanjut Sigit.
Imbau warga tak mudah kabar hoaks
Pasca gempa dengan kekuatan 5,1 skala richter kemarin, beredar informasi bawah air laut di pantai selatan Jember surut sejauh lima meter. Tim BPBD Jember langsung mengecek kondisi air di pantai Watu Ulo untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
Setelah mengecek langsung kondisi air di laut selatan Jember, Sigit memastikan kabar yang berada itu hoaks. Sebab tidak ditemukan ada air laut surut sejauh lima meter. Saat itu memang kondisi ombak di laut selatan Jember cukup besar.
“Saat kami menuju ke rumah korban di Kecamatan Ambulu menerima kabar air laut surut lima meter. Karena khawatir itu tanda-tanda akan terjadi tsunami kecil-kecilan, kami cek langsung, namun ternyata info itu tidak benar.,” Lanjut Sigit.
Sigit mengimbau warga selektif dalam mempercayai suatu informasi yang diterima. Informasi yang diterima harus dipastikan dulu kebenarannya.