BPBD Catat 45 KK di Jember Terdampak Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 45 Kepala Keluraga (KK) di dua kecamatan terdampak banjir, Senin, 17 Januari 2022. Bahkan sebanyak 92 warga Perkebunan Kalijompo sempat mengungsi ke lapangan karena merasa takut.
“Hujan deras dengan waktu yang cukup lama menyebabkan Sungai Jompo meluap. Sebanyak 45 KK terdampak banjir itu, termasuk rumah bupati Jember Hendy Siswanto, yang berada di Kampung Ledok, Kelurahan Jember Kidul, Kaliwates,” kata Kepala BPBD Jember Sigit Akbari, Selasa, 18 Januari 2022.
Warga yang terdampak banjir tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kaliwates dan Patrang. Di Kecamatan Patrang, tepatnya di Lingkungan Krajan RT 03 RW 15 Kelurahan Jember Lor ada sembilan rumah warga yang terendam banjir.
Sementara di Kecamatan Kaliwates cukup banyak. Di RT 01 RW 02 Kampung Ledok, Kelurahan Jember Kidul tercatat ada 20 rumah terendam banjir. 20 rumah itu dihuni oleh 62 warga termasuk balita dan lansia.
Sementara di RT 03 RW 22, tercatat ada 11 rumah terendam banjir. 22 rumah itu dihuni oleh 12 jiwa. Tidak hanya itu, sebuah rumah yang dihuni 7 orang yang berada di RT 1 RW 24 juga terendam banjir. Serta satu rumah lainnya yang berada di RT 02 RW 24.
Banjir genangan itu tidak berlangsung lama. Senin, 17 Januari 2022 pukul 18.30 WIB genangan sudah mulai surut. Kendati demikian, banjir yang menerjang Kampung Ledok kali ini menjadi banjir tertinggi selama 10 tahun terakhir.
Selain merendam rumah, banjir yang terjadi pada Senin, 17 Januari 2022 sore sampai malam itu juga menyebabkan jembatan Klungkung Kecamaran Sukowambi terputus. “Jembatan itu pernah terputus diterjang banjir tahun 2019. Kemudian dibangun jembatan sementara dari kayu. Dalam waktu dekat jembatan yang putus itu akan dibangun permanen,” tambah Sigit.
Diketahui jembatan klungkung yang terbawa banjir itu menghubungkan Kelurahan Jumerto dan Banjar Sengon Kecamatan Patrang. Kemudian juga menghubungkan Desa Klungkung dan Karang Pring, Kecamatan Sukorambi.
“Jembatan Klungkung itu bukan satu-satunya akses warga. Masih ada jalur lain namun harus memutar kurang lebih lima kilo meter,” lanjut Sigit.
Sigit memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir tersebut. Puluhan warga sempat mengungsi ke tempat yang lebih aman bukan karena rumahnya terendam banjir, namun karena merasa takut karena rumahnya berdekatan dengan sungai Jompo.