Bos Samsung Group Meninggal, Kaya dapat Warisan hingga Skandal
Bos Samsung Group, Lee Kun-hee meninggal dunia pada hari ini, Minggu 25 Oktober 2020. Melansir Reuters, Lee tutup usia setelah enam tahun dirawat di rumah sakit karena serangan jantung. Lee Kun-hee meninggal di usia 78.
"Pimpinan Lee adalah seorang visioner sejati yang mengubah Samsung menjadi inovator dan pembangkit tenaga industri terkemuka dunia dari bisnis lokal. Deklarasi 'Manajemen Baru' miliknya pada 1993 adalah pendorong yang memotivasi dari visi perusahaan untuk memberikan teknologi terbaik untuk membantu memajukan masyarakat global," demikian pernyataan dari Samsung.
Berdasarkan catatan medis Lee, dia didiagnosis menderita kanker paru-paru pada 2005 silam. Dirinya juga menderita infeksi saluran pernafasan dan pneumonia dalam waktu yang lama. Lee sempat menderita serangan jantung pada 2014 lalu. Setelah serangan jantung tersebut, vice chairman of Samsung Electronics Samsung Electronics diberikan kepada anaknya bernama Lee Jae-yong.
Semasa hidup Lee, Samsung Electronics berkembang dari pembuat TV menjadi perusahaan teknologi terbesar di dunia. Dari sisi pendapatan, mereka mengalahkan merek Jepang Sony, Sharp Corp, dan Panasonic Corp untuk produk TV dan layar. Mereka juga mengakhiri kejayaan Nokia dan mengalahkan Apple Inc di smartphone.
Kisah Sukses Bos Samsung Warisan Ayah
Melansir Successstory, kisahnya bermula dari ayah Lee, Lee Byung-Chul yang mendirikan Samsung pada tahun 1938. Dalam bahasa Korea, Samsung berarti "tiga bintang". Saat itu, perusahaan tersebut biasa mengekspor sayuran, buah, dan ikan kering ke Manchuria dan Beijing.
Ketika Byung-Chul meninggal pada tahun 1987, Lee mengambil alih kendali perusahaan. Lee bergabung dengan Samsung pada tahun 1968 dan dalam waktu 2 minggu setelah kematian ayahnya, dia mengangkat dirinya sebagai pemimpin perusahaan. Menariknya, Lee adalah putra ketiga Byung-Chul.
Berbekal gelar di bidang Ekonomi dari Waseda University dan gelar MBA dari George Washington University, Lee membawa transformasi total di Samsung. Lee mengubah Samsung menjadi perusahaan bergengsi di kancah internasional.
Pada awal 1990-an, Samsung memproduksi barang murah dan berkualitas rendah. Lee memahami kekuatan tenaga kerja yang beragam dan menambahkan karyawan asing sebagai staf perusahaan. Hal itu membantunya memetakan kesuksesan Samsung ke tingkat yang telah dicapai saat ini.
Skandal Penggelapan Dana
Samsung Electronics, salah satu anak perusahaan Samsung Group, saat ini menjadi produsen dan pengembang semikonduktor terkemuka dunia, dan pada tahun 2007 berhasil menjadi bagian dari daftar 100 perusahaan terbesar di dunia versi majalah Fortune.
Perubahan haluan yang dilakukan Lee patut diapresiasi dengan fakta bahwa pendapatan Samsung saat ini 39 kali lebih tinggi daripada pada tahun 1987. Namun, setelah Samsung terlibat dalam skandal dana gelap pada tahun 2008, Lee mengundurkan diri. Lalu setelah diampuni oleh pemerintah Korea Selatan, dia kembali sebagai pemimpin perusahaan pada 2010.
Lee kembali mengundurkan diri dari jabatannya di perusahaan karena sakit yang diidapnya hingga akhirnya ia meninggal dunia. Sang anak kini yang mewarisi perusahaan ayahnya.