Bos Djarum Surati Jokowi Tolak PSBB Jakarta
Surat penolakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dari orang terkaya di Indonesia, Budi Hartono viral di media sosial. Pendiri pabrik rokok Djarum itu memaparkan sejumlah alasan dan bukti jika PSBB Jakarta tak efektif menekan kasus.
Dalam surat yang ditujukan kepada presiden bertanggal 11 September itu, Budi Hartono memulai suratnya dengan menyebutkan dua alasan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberlakukan PSBB. Pertama tentang kasus yang semakin banyak dan kedua, kapasitas rumah sakit yang akan penuh dalam waktu dekat."Menurut kami, keputusan untuk memberlakukan PSBB kembali itu tidak tepat," tulis surat tersebut.
PSBB Jakarta Tak Efektif
Dua argumen disampaikan untuk mendukung klaim tersebut. Pertama, PSBB Jakarta disebut tak efektif menurunkan tingkat infeksi di Jakarta. Surat tersebut melampirkan data negara yang sukses mengerem laju angka kasus dengan menerapkan PSBB, yaitu Singapura dan China.
Mengutip data dari Worldometer, surat tersebut menampilkan grafik turunnya kasus Covid-19 di Singapura sejak dimulainya circuit breaker measurement atau lockdown pada 7 April 2020 hingga relaksasi pada 19 Mei 2020.
Sementara lockdown parsial di Singapura sendiri resmi berakhir pada Juni lalu. Kini Singapura mencatat total kasus sebanyak 57.357 dengan 27 pasien meninggal. Terbaru, terdapat tambahan 42 kasus per Sabtu 12 September 2020.
Surat juga menampilkan grafik penurunan kasus Covid-19 di China yang menerapkan lockdown total di wilayah Wuhan sejak 23 Januari 2020. Grafik yang disediakan hingga bulan Februari menampilkan tren kasus yang terus menurun.
Wuhan sendiri mencabut lockdown pada 8 April 2020. Namun kembali menerapkan sejumlah pembatasan pada Mei dan membukanya kembali di akhir Juni 2020. Data di Worldometer menyebut terdapat total 85.174 kasus di China dengan enam kasus dilaporkan per Sabtu 12 September 2020. Total kematian sebanyak 4.634 orang.
Selanjutnya, surat menampilkan grafik kasus yang terus meningkat di Jakarta sejak penerapan PSBB jilid pertama, kedua, hingga PSBB transisi sejak April hingga Juni. Terlihat grafik terus menanjak sejak April hingga saat ini.
Kini, Jakarta yang masuk dalam tahap PSBB transisi sejak Juni hingga saat ini, terus mengalami penambahan kasus terbanyak di Indonesia. Data per Sabtu 12 September 2020 melaporkan terdapat 1.205 kasus dari Jakarta sendiri. Sedangkan tambahan dari seluruh Indonesia mencapai 3.806 kasus. Jakarta memiliki total kasus sebanyak 51.635.
Bangun Fasilitas Isolasi
Selanjutnya, surat juga menyebutkan jika rumah sakit akan tetap penuh tanpa ada PSBB atau tidak. Budi lantas menyarankan pemerintah untuk membuat tempat isolasi mandiri dengan mencontoh fasilitas isolasi mandiri di Singapura yang dibuat dari kontainer dengan pendingin udara. Surat tersebut juga memuat fasilitas isolasi Singapura yang terbuat dari kontainer.
Di luar dua argumen tersebut, surat juga mengutip data milik Our World In Data, jika Indonesia menjadi salah satu negara yang disebut berhasil meredam dampak negatif pandemi terhadap ekonomi. Indonesia disebut bersama Korea Selatan, Taiwan, dan Lithuania. "Sehingga menurut hemat kami apa yang sudah dilakukan sejauh ini sudah berada di jalur yang tepat," tulis surat itu.
Rekomendasi Bos Jarum
Surat juga menyarankan sejumlah hal yang harus dilakukan untuk mengerem laju kasus Covid-19. Mulai dari memberikan sanksi oleh pemerintah daerah, menambah fasilitas isolasi mandiri, meningkatkan testing, isolasi, tracing dan treatment, serta tetap menjaga perekonomian hingga pandemi berakhir.
Terakhir, surat juga melampirkan link sejumlah pemberitaan tentang keinginan masyarakat untuk tetap bekerja dan makan, dibanding menjalani PSBB. "Semoga masukan dan saran dalam surat ini berkenan untuk Bapak pertimbangkan sebagai salah satu bahan dalam mengambil keputusan," tutup surat tersebut.