Borobudur Tiupkan Pesan Damai ke Seluruh Dunia
Pesan damai ditiupkan dari Magelang, Jawa Tengah. Menerabas jendela-jendela dari arah Candi Borobudur. Visi pun disatukan dengan mengapungkan harmoni.
Melalui Borobudur International Conferance (BIC) 2018, Jumat (4/5), beragam potensi sekat yang membelenggu perdamaian dikikis habis.
Inspirasi benar-benar ditiupkan dari Candi Borobudur. Mengusung tema 'Borobudur as an Inspiration of Humanity and Civbilization', karya monumental ini pun jadi milik semua golongan.
Warisan dunia ini bukan lagi milik golongan tertentu, namun menjadi identitas umat lintas bangsa. Endingnya, BIC 2018 ini sukses membangun komunikasi positif semua elemen.
“Candi Borobudur simbol inspiratif. Menjadi pemersatu beragam latar belakang agama, politik, sosial, dan budaya. Semua melebur menjadi sebuah kebaikan,” ungkap Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Ricky SP Siahaan.
Bertempat di Marga Utama, kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, BIC digulirkan pukul 09.00-17.00 WIB. Lebih dari 500 peserta terlihat antusias menyimak inspirasi yang diberikan para pembicara.
Even ini menjadi lebih spesial, sebab BIC 2018 memakai background Candi Borobudur. Seluruh partisipan dari berbagai negara jadi bisa leluasa melihat undakan tangga hingga puncak Borobudur.
Panoramanya lengkap dengan hilir mudik wisatawan yang berwisata ke Borobudur.
“Background dibuat transparan agar lebih menyatu dengan Candi Borobudur. Sebab melalui event BIC ini, masyarakat diingatkan untuk membangun peradaban. Beragam komunitas dan latar belakang ini berkumpul untuk berdialog. Muaranya tentu perdamaian, harmoni, dan toleransi,” terang Ricky.
Menyuarakan pesan damai melalui BIC sejak 2016, konferensi pun terus menghangat. Keramahan pun ditebar Pembicara Diane Butler dan Hastho Bramantyo.
Tema bahasan ditawarkan ‘The Challenges of Sustaining Heritage and Protecting Local Culture in Plural Societies’. International Foundation for Dharma Nature Time Diane Butler menjelaskan, Borobudur memainkan peran di dialog perdamaian.
“Candi Borobudur memiliki fungsi ziarah. Namun, Borobudur bukan hanya milik komunitas tertantu. Dengan peran dialog budaya, Borobudur menjadi tempat berkumpul banyak orang. Suara mereka satu, yaitu perdamaian,” ujar Diane.
Menjadi situs menumental, Candi Borobudur memang eksotis dengan ribuan panel dan 504 arca Budha. Setiap tahunnya, Candi Borobudur dipadati umat Budha dari seluruh Indonesia bahkan dunia.
Mereka berkumpul guna memperingati hari Trisuci Waisak. Pembicara Hastho Bramantyo mengatakan, sisi unik Borobudur bisa menjadi jembatan komunikasi dan perdamaian global.
“Ada banyak aktivitas di Borobudur dengan latar belakang beragam. Borobudur menjadi media dialog diantara keberagaman budaya dan latar belakang. Dialog ini lalu berkontribusi pada media komunikasi dan perdamaian global,” kata Bramantyo.
Nada serupa juga disuarakan Dirut Badan Otorita Borobudur Indah Juanita. Dengan konsep wisata religi, potensi Candi Borobudur diyakini bisa menarik banyak wisatawan. Hal yang dianggap sangat wajar mengingat atraksi, aksesibilitas, dan amenitas sudah sangat oke. Ditambah lagi, umat Budha ada di posisi 5 besar. Jumlahnya mencapai 600 juta orang.
“Borobudur memenuhi aspek 3A sebagai destinasi religi. Beragam aktivitas di area Candi Borobudur ini akan menarik kunjungan wisatawan. Namun, secara umum, area Borobudur milik semua umat. Candi Borobudur memberikan inspirasinya melalui toleransi dan perdamaian,” terang Indah.
Mengoptimalkan potensi Candi Borobudur, area ini terbagi dalam empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Wilayah yang bersinggungan dengan Borobudur di antaranya Jogjakarta, Dataran Tinggi Dieng, Semarang, dan Solo.
“Kawasan Candi Borobudur ditopang empat zona strategis pariwisata. Dan, kami optimistis kalau Borobudur akan menjadi magnet bagi wisatawan,” tegas Indah lagi.
Pesan perdamaian ini juga disambut antusias oleh Kabid Pemasaran Area I (Jawa) Kemenpar Wawan Gunawan. Baginya, pesan kemanusiaan, kebudayaan dan perdamaian yang terpancar dari Candi Borobudur bersifat universal dan bisa diresapi antar umat beragama.
"Tidak hanya untuk Indonesia tapi seluruh dunia. Ini menjadi jembatan perdamaian. Dan, Borobudur selalu mengirimkan pesan itu hingga menjadi inspirasi,” ujar Wawan.
BIC 2018 juga mendapatkan apresiasi dari Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ada inspirasi dan perdamaian bagi semua. Dan rekomendasinya, bisa diimplementasikan lebih luas.
“Borobudur adalah Mahakarya Budaya Dunia. Heritage-nya menjadi sumber inspirasi untuk karya baru pada masa sekarang. Sebagai warisan budaya dunia dengan logo UNESCO, nilai Borobudur sangat luar biasa. Terimakasih atas pesan damainya. Salam Wonderful Indonesia,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)