Bonsai Budidaya Hasilnya Tak Kalah Elok dengan Dongkelan
Banyak orang awam yang mengira jika seni menanam bonsai adalah hasil dongkelan pohon yang sudah tua kemudian dibentuk. Pohon yang sudah tua itu didongkel kemudian dikerdilkan di atas pot dangkal.
Padahal, membentuk bonsai, selain hasil dari pendongkelan pohon yang sudah tua, bisa juga dimulai dari nol yaitu dari penanaman alias budidaya. Meski budidaya, tentu saja, tak ada yang instan untuk membentuk sebuah bonsai dari hasil penanaman atau budidaya.
Komunitas Bonsai Syahdu Tambakan di Desa Tambakan, Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar memberikan sedikit tips bagaimana membudidayakan bonsai dan apa keuntungannya mengembangkan bonsai dengan budidaya dibanding mendongkel pohon yang sudah tua.
Sebelum membahas bagaimana caranya membudidayakan bonsai, Lutfi Hadi Wijayanto, Ketua Komunitas Bonsai Syahdu Tambakan di Desa Tambakan, Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar menjelaskan soal apa itu sebenarnya bonsai yang asalnya dari Jepang itu. Bonsai adalah tanaman yang dikerdilkan di atas pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.
Tak semua jenis pohon atau tanaman cocok untuk dijadikan bonsai. Tanaman atau pohon yang cocok dijadikan bonsai bisa dari pohon asli Indonesia atau dari luar negeri. Untuk pohon atau tanaman lokal yang cocok dijadikan bonsai antara lain serut, asam Jawa, apak, gambiran dan lain lain.
Sedangkan jenis pohon yang cocok untuk bonsai yang asalnya dari luar negeri contohnya suriname, anting putri, cimeng, sakura, hokiyanti, serbin, sancan, sain simbul, waru India, bougenvile Singapura dan sianci.
Ada perlakuan yang berbeda antara bonsai hasil pendongkelan pohon yang sudah tua dengan bonsai hasil budidaya. Lutfi memberikan ilustrasi, antara membonsai pohon cemara yang sudah tua dengan budidaya bonsai serut. Kata Lutfi, jika cemara setelah didongkel, setelah dua tahun baru bisa dibonsai. Itu pun daun tidak boleh dikroning
"Dongkelan pohon cemara akan mati apabila disentuh, apalagi dibonsai sebelum dua tahun setelah didongkel," kata Lutfi.
Lutfi juga menyebut jika perlakuan bonsai cemara dongkelan lebih rumit. Setiap satu cabang pembentukannya memerlukan jangka waktu satu tahun. Agar bisa dinikmati secara utuh memerlukan waktu 15 tahun.
Ini berbeda dengan bonsai pohon serut. Kata Lutfi dalam waktu enam bulan saja sudah bisa mulai dibentuk dan sudah bisa dinikmati. Keuntungan lainnya selain waktu perawatan yang lebih singkat yaitu pada pembentukan bonsai. Kalau bonsai yang berasal dari dongkelan pohon yang sudah besar, maka akan dipaksa dibentuk. Sedangkan pohon yang berasal dari budidaya, sejak tumbuh dari kecil sudah mulai diprogram sesuai ekspresi pembudidaya.
Bonsai yang mempunyai harga tinggi menurut lutfi kategori dilihat dari cabang pertama dan kedua yang sesuai, besar dan arahnya seimbang. Perakarannya ke segala arah, tinggi pohon dan lingkar pohon sesuai.