Bongkar Cara Wahabi Menarik Pengikut, Testimoni Mantan Aktivis
Banyak cara yang dilakukan kaum Salafi Wahabi dalam mempengaruhi masyarakat untuk menjadi pengikutnya. Selain mengunakan dana, pendekatan-pendekatan agar orang bersimpati dan percaya kemudian mengikuti paham mereka juga dilakukan.
Salah seorang mantan pengikut Wahabi Aryo Musthofa membongkar sejumlah cara yang dilakukan Wahabi untuk menarik pengikut.
"Kalau ada orang yang sakit mereka wajib nengok pertama kali. Pertama mungkin dia sendiri, medoakan. Setelah itu sama istrinya, bawa sarung atau bawa gula. Targetnya pertama mereka dianggap baik. Bahkan kalau sampai ke rumah sakit, mereka akan berani nyetop angkot. Masalah uang belakangan, tidak urusan, mereka bisa nelpon (kelompoknya, Red) yang jadi DPR atau apa," ujar Aryo, dikutip Selasa, 9 Juli 2019.
Wahabi akan selalu mencari majlis taklim atau acara-acara yang mereka anggap bid’ah dan sesat. Termasuk acara-acara maulid. Tujuan mereka mencari kelemahan. Dan kelemahan itu dijadikan untuk menyerang.
"Kalau ada acara-acara maulid mereka juga hadir. Mereka mencari kelemahan. Digoreng sama mereka," katanya.
Aryo mengatakan, orang Wahabi yang menjadi pembicara publik biasanya sangat menerima kritik. Bahkan dia minta dikritik mengenai apa yang telah disampaikan. Dan orang yang mengkritik biasanya akan diberi hadiah. Ini berbeda dengan selain Wahabi. Termasuk pembicara publik (penceramah) dari nahdlyin misalnya.
"Karena mereka punya maksud untuk kaderisasi. Mereka memiliki dakwah, istilahnya dakwah dengan hati. Intinya, mereka dakwahnya kebanyakan bil hal, menggunakan metode, nggak usah banyak bicara. Setiap kadernya dimuhasabah (dikontrol). Sudah tidak berjamaah berapa kali, sudah silaturrahim ke berapa orang," kata aktivis yang pernah hadir dalam Muktamar Jatman Komisi F Matan di Gedung Pascasarjana IAIN Pekalongan, 2018.
"Wahabi akan selalu mencari majlis taklim atau acara-acara yang mereka anggap bid’ah dan sesat. Termasuk acara-acara maulid. Tujuan mereka mencari kelemahan. Dan kelemahan itu dijadikan untuk menyerang."
Advertisement