Boneka Jimat Penangkal Corona
Boneka daruma Amabie disebut-sebut sebagai monster penangkal virus corona atau Covid-19. Boneka ini laris manis di Jepang. Daruma merupakan boneka tradisional berbentuk bulat, tidak memiliki kaki dan tangan. Biasanya, boneka tradisional berwarna merah, berbentuk bulat dan tidak berkaki maupun memiliki tangan.
Tapi belakangan saat pandemi virus corona, muncul daruma baru. Itu daruma Amabie, boneka yokai (mitos monster yang populer melalui cerita rakyat Jepang) berbentuk putri duyung sebagai pembawa keberuntungan yang pertama kali didokumentasikan pada 1846.
Daruma diproduksi di prefektur Gunma, yang memang memproduksi daruma. Daruma Amabie dibuat dengan panjang 9 cm, berwarna merah muda dan biru.
Pemahat daruma, Imai Tsutomu, bilang dia memilih warna-warna cerah untuk membuat daruma Amabie. Dia mengatakan daruma memang sudah dijadikan sebagai boneka keberuntungan untuk melawan pandemi virus corona.
"Daruma Amabie sangat populer karena bentuknya sangat lucu. Saya berharap boneka ini membantu orang-orang untuk tetap positif menghadapi pandemi virus corona," kata Imai seperti dikutip NHK.
Menurut Google Trends, yokai Amabie itu mulai muncul di awal Maret dan telah menyebar ke lima benua. Gambar Amabie itu populer lewat tagar #AMABIEchallange yang kini turut menyebar dalam bahasa Inggris.
Awalnya, Amabie menyebar melalui puluhan ribu lukisan, gambar, dan penafsiran personal sosok Amabie di Twitter dan Instagram, orang-orang di Jepang mulai menjual masker wajah dan cairan pembersih tangan dengan gambar Amabie. Dalam prosesnya muncullah daruma itu.
Daruma
Boneka ini merupakan pembawa keberuntungan dan lambang harapan yang belum tercapai. Daruma dijual dengan kedua belah mata yang belum digambar. Orang yang ingin harapan atau cita-citanya terkabul menggambar salah satu sisi dari kedua matanya dengan kuas dan tinta. Bila harapan orang tersebut sudah tercapai, daruma akan menerima mata yang satunya lagi.
Asal usul boneka daruma adalah boneka tradisional Jepang yang disebut okiagari koboshi. Boneka okiagari-koboshi memiliki bagian dasar yang bundar dan berat sehingga boneka ini kembali bisa berdiri tegak dengan bantuan beratnya sendiri setelah dimiringkan ke salah satu sisinya. Muka boneka okiagari-koboshi digambar seperti wajah Bodhidharma karena daruma yang selalu bisa berdiri tegak sesuai dengan cerita ketegaran Bodhidharma yang bermeditasi selama 9 tahun menghadap tembok di vihara Shaolin.
Daruma dibuat dengan teknik yang di Jepang disebut hariko. Teknik yang sama juga digunakan untuk membuat maneki neko atau berbagai macam bentuk patung yang lain. Patung yang dijadikan pola ditempel dengan lapisan kertas hingga menjadi bentuk yang diinginkan.