Bona, Sosok yang Ajari Anak Identifikasi Bencana di Banyuwangi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi akan melaksanakan program Si Bocah Tangguh Bencana atau disingkat Si Bona. Program ini untuk mengenalkan jenis-jenis dan cara mengidentifikasi bencana pada anak sejak dini. Diharapkan, dengan program ini bisa meminimalisir anak menjadi korban jika terjadi bencana.
“Kami berharap melalui program ini anak-anak dapat mengidentifikasi bencana yang mengintai di daerah tempat tinggalnya," jelas Sekretaris BPBD Banyuwangi, Mujito, Kamis, 29 Desember 2022.
Pria yang juga menjabat Pelaksana Tugas Kalaksa BPBD Banyuwangi ini menegaskan, BPBD Banyuwangi ingin memberikan pemahaman pada anak usia sekolah tentang kebencanaan. Mulai dari identifikasi hingga proses evakuasi diri ketika ada bencana. “Sasarannya adalah para siswa sekolah dasar SD hingga sekolah menengah atas,” katanya.
Program Si Bona ini, tahap awal akan menyasar sekolah dengan risiko bencana tinggi. Seperti sekolah di kawasan sekitar Gunung Raung dan pesisir. Selain mendatangi sekolah, BPBD juga akan mengundang sekolah-sekolah untuk belajar soal kebencanaan di kantor BPBD Banyuwangi.
“Para siswa bisa melihat secara langsung potret kebencanaan di Banyuwangi sekaligus alat-alat kebencanaan milik BPBD,” terangnya.
BPBD juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Banyuwangi untuk menambah materi pembelajaran soal kebencanaan. Dia menginginkan dengan program ini resiko-resiko dampak bencana bisa dikurangi. Baik risiko korban maupun yang lain.
“Selain itu, penanganan bencana juga kami harapkan bisa lebih luas dan menyentuh berbagai unsur," katanya.
Menurut Mujito, dalam program Si Bona ini, pihaknya menggunakan pendekatan kewilayahan. Ilmu kebencanaan yang diberikan, bukan sekadar yang bersifat umum. Tetapi menyesuaikan dengan risiko bencana di daerah tempat anak-anak itu tinggal. Kajian Risiko Bencana (KRB) yang disusun BPBD mencatat, sebanyak 16 risiko ancaman bencana alam ada di Banyuwangi. “Tiap daerah punya ancaman yang berbeda dengan daerah lainnya,” terangnya.
Dengan pemberian panduan dasar kebencanaan, diharapkan dapat meminimalisir korban dari khusunya dari kalangan anak-anak saat terjadi bencana. Dengan mengetahui apa yang harus lakukan ketika terjadi bencana, diharapkan anak-anak mampu melindungi diri atau bahkan membantu mitigasi.
Lebih jauh dijelaskan, dengan program ini, BPBD juga membantu menyusun jalur evakuasi bencana di sekolah-sekolah sasaran. Dia menyebut, keberadaan jalur evakuasi mempermudah anak-anak untuk menyelamatkan diri ketika terjadi bencana. Anak-anak, menurutnya, juga diajak mengikuti simulasi kebencanaan. “Ini untuk melatih tanggap atas segala bentuk bencana alam,” katanya.