Bom Mobil Meledak di Depan RS Liverpool, 3 Orang Luka dan 1 Tewas
Satu orang tewas dan satu lainnya terluka dalam ledakan sebuah mobil di depan Rumah Sakit Perempuan Liverpool, Inggris, Minggu, 14 November. Ledakan yang diduga berasal dari sebuah taksi itu terjadi sekitar pukul 10.59 waktu setempat.
Kepolisian Merseyside melaporkan, satu penumpang pria di dalam mobil dinyatakan meninggal di lokasi kejadian. Sementara sopir kendaraan, yang juga seorang pria, terluka dan saat ini tengah dirawat di rumah sakit.
Selang beberapa waktu usai kejadian, polisi menangkap tiga pria atas dugaan terorisme terkait ledakan di Liverpool.
Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel menuliskan via Twitter bahwa dirinya memantau ketat perkembangan di lapangan.
Sementara, Chief Constable Serena Kennedy mengatakan bahwa polisi dikerahkan ke lokasi usai adanya laporan ledakan mobil menjelang pukul 11.00 GMT.
"Kami masih mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," ucapnya, dilansir dari TRT World, Senin, 15 November 2021.
Melihat kondisi di lapangan, kepolisian anti-terorisme memimpin investigasi dengan didukung Kepolisian Merseyside. Sejauh ini, polisi belum mendeklarasikan ledakan di luar rumah sakit Liverpool sebagai insiden teroris.
Di samping itu, Unit anti-terorisme kepolisian Inggris telah menahan tiga orang yang diduga terorisme terkait peristiwa tersebut.
Menurut laporan media lokal Inggris, korban luka adalah seorang sopir taksi bernama David Perry. Ia dikabarkan berhasil selamat dari ledakan dengan hanya mengalami luka-luka yang tak mengancam jiwa.
Perry mengalihkan kendaraannya menuju rumah sakit setelah mencurigai tingkah laku penumpangnya. Sang sopir keluar dari taksi dan mengunci penumpangnya di dalam untuk mencegah jatuhnya banyak korban.
"Ia adalah pahlawan. Saat ia menyadari adanya bom, ia mengunci pelaku di dalam mobil," ucap seorang pria Inggris yang keterangannya muncul di media lokal.
Satu warga lainnya menuliskan bahwa sopir taksi itu rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan orang lain. Sejauh ini otoritas Inggris belum mengonfirmasi kebenaran dari cerita warga tersebut.