Bom itu Tak Berperasaan, Menodai Istighotsah untuk Jatim Damai
Frontage Jalan A.Yani sisi barat, Minggu pagi, 13 Mei 2018, ditutup total. Penutupan itu dilakukan karena digelar serangkaian acara bertajuk "Istighotsah dan Doa Bersama untuk Jatim Damai".
Sejak pagi uthuk-uthuk ribuan santri dan masyarakat berbagai kalangan hadir di Lapangan Mapolda Jatim Jalan A.Yani Surabaya. Mereka juga datang dari berbagi pelosok Jawa Timur.
Frontoge yang biasanya penuh sesak oleh arus lalu lintas juga surut. Sebagain jalur dan arus dialihkan ke sisi jalan yang berada di jalur tengah. Sementara, frontage, selain untuk luberan massa, juga dipakai untuk tempat parkir berbagai macam kendaraan bermotor.
Pendeknya, penutupan frontage Minggu pagi ini, banyak memberi ruang pada seluruh hadirin yang akan mengikuti istighotsah untuk Jatim damai tersebut. Lapangan Mapolda yang luas itu pun juga sesak oleh hadirin.
Sesuai jadwal, acara dimulai dengan khidmat. Di panggung kehormatan nampak hadir Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Kapolda Jawa Timur, Pandam Brawijaya, dan tamu VIP lainnya.
Komitmen damai di Jatim menjelang Pilkada serempak membuat seluruh elemen masyarakat memiliki animo tinggi untuk menghadiri acara istighotsah ini.
Acara pun sesuai harapan. Tahap demi tahap materi acara dikumandangkan. Termasuk semua sambutan dari para Forpimda yang sudah dijadwalkan untuk memberikan sambutan.
Riuh rendah sambutan ribuan peserta untuk Jatim damai ini. Doa bersama juga berlangsung luar biasa. Intinya tak hambatan apapun hingga acara selesai sekitar pukul 09.00 WIB.
"Kendati berjalan lancar, kami semua merasakan ketegangan dari arah depan. Dari arah panggung kehormatan. Namun nuansa ini tak membuat kita semua mendapatkan penjelasan apapun. Namun, di jejaring grup whatsapp sudah beredar foto-foto pengeboman tiga gereja di Surabaya," kata Jazuli peserta dari unsur Lesbumi Surabaya.
Hebatnya, lanjut Jazuli, meski sudah beredar foto-foto bom jauh sebelum acara berakhir, susunan acara tetap tak bergeser. Sesuai roundown. Bahkan tamu-tamu kehormatan meninggalkan acara juga sesuai jadwal.
"Sepertinya para tokoh di panggung VIP memang sedang meredam informasi yang masif beredar di jejaring media sosial. Mereka juga dengan tenang meninggalkan tempat seperti sedang tidak ada gejolak," kata Jazuli.
Suasana memang sedikit mencekam manakala, pelan-pelan tak kentara, polisi bersenjata lengkap menjaga peserta istighotsah. Mereka terlihat sangat waspada.
Peserta Istighotsah dan Doa Bersama untuk Jatim Damai, begitu acara selesai, juga membubarkan diri dengan damai. Bubar dengan tertib. Sesuai dengan tema yang diusung dalam acara itu.
Serangan bom di tiga gereja yang terjadi tak jauh dari lokasi istighotsah itu membuat ribuan peserta mau tak mau mencelos. Hati tercekat. Betapa tidak, disini bicara damai, disana tiga bom meledak di dalam rumah ibadah yang sedang penuh dengan jemaat.
"Ini menodai kita semua. Keji sekali. Ini Surabaya lho. Tidak pernah ada kejadian seperti ini. Kita sedang mengusung damai, mereka merusaknya. Semoga pembuat noda ini bisa segera terdeteksi dan ditangkap. Kami ikut bela sungkawa dengan semua yang menjadi korbam," kata Jazuli. (*)