Bom Bunuh Diri Meledak di Filipina, 14 Orang Tewas
Delapan anggota militer, enam warga sipil, dan pelaku bom bunuh diri meninggal akibat ledakan yang terjadi di Jolo, Filipina. 27 petugas kemanan dan 48 warga sipil terluka dalam kejadian yang berlangsung pada Senin, 24 Agustus 2020, waktu setempat.
Terjadi dua ledakan dalam peristiwa itu. Satu ledakan bersumber dari sebuah motor roda dua, dan ledakan lainnya berasal dari bom bunuh diri yang dilakukan seorang perempuan.
Kepala Palang Merah Filipina, Richard Gordon, mengatakan ledakan pertama diperkirakan berlangsung pada sore hari, Minggu di Ibu Kota Provinsi Sulu. Gordon melanjutkan, sebuah motor penuh dengan bahan peledak, menyalak di dekat truk militer.
Ledakan berikutnya bersumber dari bom bunuh diri yang dilakukan seorang perempuan. "Pelaku bom bunuh diri seorang perempuan, meledakkan tubuhnya ketika seorang militer menghentikannya masuk ke dalam area tertutup," kata Juru Bicara militer itu, pada radioa di Mania, DZMM.
Tayangan di televisi menunjukkan reruntuhan dan jenazah terbaring di atas jalan dekat dengan kendaraan militer. Peristiwa ini menjadi ledakan bom bunuh diri yang keenam selama tiga tahun terakhir, metode serangan yang disebut jarang terjadi di Filipina. Ledakan itu terjadi tak jauh dari gereja katolik yang meledak di tahun 2019 dan menewaskan sedikitnya 20 orang.
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan itu. Dalam sebuah pernyataan, Polisi Filipina, Jenderal Archie Fransisco Gamboa telah memerintahkan penyelidikan atas ledakan yang mematikan itu.
Diketahui, Sulu adalah provinsi yang dikuasai oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Kelompok ini telah berafiliasi dengan ISIS. Abu Sayyaf sejak lama telah memberontak untuk menuntut kemerdekaan di wilayah Selatan Mindanao. Wilayah ityu diklaim sebagai tanah leluhur mereka, sebelum Spanyol datang dan menjajah Fiipina. Kelompok ini terkenal dengan aksi menculik, merampok, dan pengeboman. (Alj)