Bom Bunuh Diri di AS Pelakunya Kulit Putih, Tewas
Petugas penegak hukum Amerika Serikat pada hari Senin mencari motif di balik pemboman yang mengguncang Nashville pada pagi Natal, dengan bukti menunjuk ke tersangka berusia 63 tahun dalam misi bunuh diri yang hanya merenggut nyawanya.
FBI pada Minggu mengidentifikasi tersangka sebagai Anthony Q Warner dan mengatakan dia tewas dalam ledakan itu, yang melukai tiga orang dan merusak lebih dari 40 usaha bisnis di pusat kota Nashville, kota terbesar di Tennessee dan ibu kota musik country Amerika Serikat.
Mobil caravan Warner meledak hari Jumat subuh, persis pada Hari Natal, beberapa saat setelah polisi menanggapi laporan tembakan yang memperhatikannya dan mendengar musik dan pesan otomatis yang datang dari kendaraan yang memperingatkan adanya bom.
Polisi bergegas mengevakuasi orang-orang di daerah itu, dan Warner adalah satu-satunya orang yang diketahui tewas dalam ledakan itu. Sedikitnya tiga orang terluka dalam ledakan itu, kantor berita melaporkan.
Steve Schmoldt, yang tinggal di sebelah Warner, mengatakan kepada CNN bahwa pria itu menjalani kehidupan yang tertutup. “Dia sudah lama tinggal di sana dan dia seperti menjaga dirinya sendiri… Yang kami tahu dia hanyalah Tony, yang hidup menyendiri seperti seorang pertapa," kata Steve Schmoldt, seperti dikutip Al Jazeera.
Walikota Nashville John Cooper mengatakan bahwa para pejabat lokal merasa ada hubungan antara pemboman, yang terjadi di dekat gedung transmisi AT&T di Second Avenue kota yang sibuk, dengan gedung tersebut.
Namun para pejabat bersikukuh bahwa penyelidikan masih terlalu dini untuk membahas motif tersangka.
Penyelidik menggeledah rumah Warner pada hari Sabtu dan menanyai agen real estate Nashville tempat dia bekerja paruh waktu, menyediakan layanan konsultasi komputer.
Berbicara kepada Fox News pada hari Senin, Gubernur Tennessee Bill Lee menggambarkan kerusakan di Nashville sebagai "sangat besar" dan mengatakan dia berharap Presiden Donald Trump akan segera mengabulkan permintaannya untuk menyatakan keadaan darurat untuk membantu negara.
“Itu adalah ledakan yang tak terlukiskan dan menghancurkan semua bisnis di atas dan bawah blok pusat kota itu,” kata Lee.