Memaksa Masuk Gereja Diponegoro, Ibu dan Dua Anaknya Dimungkinkan yang Bawa Bom
Paska tiga gereja di bom, Surabaya masih mencekam luar biasa. Berbagai spekulasi darimana asal bom menyeruak. Belum cukup data pasti, begitu juga data dari pihak berwenang. Semua masih berupa dugaan.
Namun, ngopibareng.id, langsung dari TKP di Gereja Kristen Diponegoro mendapat beberapa saksi mata, menjelang bom meledak ada seorang ibu tak dikenal dan dua orang anaknya memaksa masuk ke dalam Gereja Kristen Diponegoro.
Antonius, Security GKI Diponegoro, mengatakan, sekitar jam setengah delapan atau mungkin juga dan delapan, seorang ibu tak dikenal dan bukan jemaah dari gereja itu beserta dua orang anak kecil memaksa masuk ke area gereja. Karena bukan jemaah maka ibu dan dua orang anak itu dicegah masuk. Belum lama pencegahan berlangsung, lalu blarrrr bom dan meledak. Security yang melakukan pencegahan tak kelihatan lagi, termasuk ibu dan dua orang anak itu. Mayat tahu-tahu sudah berserakan.
Joko, aktivis Gereja Kristen Diponegoro yang lain mengatakan, ibu dan dua orang anaknya itu berjalan masuk gereja dengan berjajar-jajar. Karena ada pecegahan dari security maka ibu itu lalu memeluk dua orang anaknya.
Joko tak memperhatikan kejadian itu selanjutnya. Karena merasa sudah ada yang menangani kedatangan ibu dan dua orang anaknya tak dikenal itu. Tahu-tahu muncul ledakan dahsyat dan ibu beserta anaknya itu tidak kelihatan. Beberapa detik dari ledakan itu mayat sudah berserakan.
Joko menuturkan, dirinya segera merangsek untuk mendekat. Namun dia mendengar ada yang berteriak, "Jangan mendekat, bom masih menyala." Mendengar teriakan ini Joko mengurungkan niatnya. Sementara mayat-mayat masih berserakan. (frd)